BANDUNG, BeritaLima.com – Sosok Presiden RI pertama, Ir. Soekarno dikenal kental dengan hal-hal berbau magic. Berbagai cerita misteri menyelubungi kehidupan Sang Proklamator mulai dari ilmu kebathinan tingkat tinggi hingga hubungan beliau dengan Nyimas Dewi Roro Kidul, Penguasa Laut Selatan.
Warga Majalaya Kabupaten Bandung sebut saja si Uwa kini kehilangan segalanya. Rumah dan mobil dia lelang demi mengejar uang amanah alias uang ghaib. Istri dan keluarganya kini tidak lagi menghiraukan, lelaki paruh baya itupun harus tidur di kenalan atau saudara yang masih peduli.
Kepada BeritaLima.com, Rabu (4/4/2018), si Uwa menceritakan jika dia pernah dibawa oleh seorang Paranormal dari Sumedang untuk melihat alam ghaib. Dia mengaku melihat uang satu gudang setelah melakukan ritual di Karang Hawu Pelabuhan Ratu. “Uang itu amanah dan harus dibagikan kepada orang-orang soleh”, ujar si Uwa. Saat BeritaLima.com menyambangi pantai Karang Hawu, kedekatan Ir. Soekarno dengan Nyimas Dewi Roro Kidul merupakan cerita tutur tinular.
Ironisnya, oknum Paranormal nakal yang mengaku sebagai anak angkat Nyimas Dewi Roro Kidul sengaja menyebar cerita, harta amanah yang dititipkan Paduka Soekarno bisa diambil. Berbagai persyaratan harus dipenuhi termasuk menyerahkan mahar dalam jumlah fantastis, korbanpun berjatuhan.
Menurut ibu warung tempat BeritaLima.com melepas lelah, banyak yang mengaku menjadi anak angkat ibu Ratu (Nyimas Dewi Roro Kidul-Red), semua bohong! “Ibu Ratu tidak punya anak angkat, itu hanya modus penipuan”, lanjut si ibu warung. “Kalau benar di Pantai Karang Hawu ada gudang uang amanah sudah pasti kami yang lebih dulu mengambil tidak perlu begadang berjualan semalaman”, pungkas ibu warung sambil tertawa.
Sementara itu beberapa tokoh setempat membenarkan jika Karang Hawu di Pelabuhan Ratu Sukabumi menjadi tempat Ir. Soekarno untuk melakukan ritual. Konon, beliau sering duduk bertafakur di Karang Kursi sambil menatap laut. Tidak jauh dari Karang Kursi, terdapat Paniisan Sang Proklamator berupa bangunan yang berdasarkan catatan didirikan pada tahun 1971 oleh Brigadir Jenderal Sadikin, Panglima Divisi Siliwangi kala itu. Hingga kini, tempat tersebut ramai disambangi para pencari berkah. (Pathuroni Alprian)