Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf menegaskan, bahwa anak cerdas dan pintar merupakan peran besar dari guru dan orang tua.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Anak Nasional Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 di Taman Safari, Prigen Kab. Pasuruan, Sabtu (30/7).
Ia mengatakan, bahwa peran besar orang tua sangat besar dalam mendidik anak dirumah. Berkat peran orang tua pula, karakter anak dibentuk dengan baik dirumah. Sedangkan, guru lanjut Gus Ipul sapaan akrabnya merupakan salah satu orang tua anak di sekolah yang mengajarkan dan memberikan ilmu pengetahuan secara baik. Dari guru itulah anak-anak kita dicetak dan dipersiapkan menjadi seseorang yang sukses.
“Maka di hari Anak ini kita sampaikan terima kasih kepada ibu guru kita dan orang tua yang telah mencerdaskan kita. Disamping anak yang cerdas, ada peran besar dari guru dan para orang tua kita yang hebat,” ungkapnya.
Anak yang hebat adalah anak anak yang cerdas, kuat, pintar dan tentu dekat dengan tuhan sang pencipta. Generasi yang berakal, adalah generasi yang terus mengingat tuhannya terlebih dahulu kemudian menggunakan akalnya untuk bertindak dan melangkah secara baik dan positif.
Gus Ipul, menegaskan bahwa anak juga berkewajiban dalam memperoleh hak sipil dan kebebasan. Kewajiban dan hak tersebut telah diamanatkan dalam Konvensi Hak Anak (KHA) yang diratifikasi pada tahun 1990.
Hak sipil anak diantaranya yakni setiap anak harus memiliki akta kelahiran. Anak juga berhak mendapatkan pengasuhan yang baik. Anak juga harus memperoleh pemenuhan hak anak atas kesehatan anak.
KHA juga mengamanatkan, hak anak untuk memperoleh pendidikan yang mewajibkan semua anak mendapatkan akses pendidikan hingga jenjang minimal SMA atau sederajat. Selain itu, KHA juga mengamanatkan anak agar dapat terlindungi dari kekerasan, ekploitasi dan diskriminasi.
“Kita sebagai orang tua hendaknya meluangkan waktu kepada anak. Waktu luang anak juga harus diisi dengan berbagai kegiatan yang bersifat inovatif, kreatif dan rekreatif dan tidak hanya semata-mata mengejar aspek akademisi saja,” terangnya.
Dihadapan orang tua yang hadir, Gus Ipul mengingatkan kepada orang tua untuk serius terhadap kejahatan dan kekerasan terhadap anak. Isue serius orang tua saat ini adalah bahaya dari narkoba. Narkoba saat ini telah menjadi musuh bersama dan narkoba tidak mengenal umur, termasuk anak-anak usia SD.
Kejahatan lain yang garus diperhatikan oleh orang tua saat ini adalah bahaya aksi pornografi. Kejahatan anak seperti pornografi sangat membahayakan. Maka dari itu, orang tua harus dan wajib mendampingi anak-anak dalam berinteraksi terutama pada saat bermain gadget atau handphone.
“Gadget saat ini sangat membahayakan, dari gadget pula dapat diakses situs situs porno. Ini sangat membahayakan dan kita sebagai orang tua wajib mendampingi,” ungkapnya.
Pada puncak Peringatan Hari Anak Prov. Jatim 2016 bertema ‘Akhiri kekerasan terhadap anak’ Gus Ipul berharap, orang tua lebih banyak meluangkan waktunya untuk berkomunikasi kepada anak. Kedekatan kepada anak sangat dibutuhkan. Hubungan personal antara orang tua dengan anak tidak bisa digantikan dalam bentuk apapun. Teknologi hanya sebagai media dalam berkomunikasi.
Sementara itu, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan, bahwa puncak HAN ini harus dimaknai dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap dan masih adanya kejahatan terhadap anak. “Peristiwa tersebut dirasa menyedihkan dan memprihatinkan bagi kita semua. Tidak saja dirasakan oleh pemerintah melainkan juga seluruh masyarakat Indonesia yang memiliki kepedulian kepada anak,” ungkapnya.
Menurutnya, kasus kejahatan hingga kekerasan kepada anak harus dituntaskan. Karena, anak tidak boleh mendapat kekerasan dalam bentuk apapun. Pemerintah secara tegas memberikan perhatian dalam bentuk membuat peraturan pemerintah tentang perlindungan terhadap anak. “Hari Anak Nasional ini sepenuhnya menjadi milik dan hak anak seluruh Indonesia. Sehingga semua anak diseluruh bisa mendapat hak, perlakuan dan kewajiban yang sama,” ungkapnya.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Prov. Jatim Dra. Lies Idawati MM dalam laporannya mengatakan, bahwa puncak peringatan HAN mengambil tema ‘Akhiri Kekerasan Terhadap Anak’. Tema ini bertujuan untuk menumbuhkan kepedulian, kesadaran hingga peran aktif kepada masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang berkualitas.
Kesemuanya itu, lanjut Lies dapat berperan penting dalam mewujudkan kabupaten/kota layak anak melalui peran keluarga, sekolah hingga masyarat untuk lebih ramah terhadap anak.
“Saya juga melaporkan, bahwa pada puncak Hari Anak Nasional 2016 di Mataram terdapat dua anak yang berasal dari Jatim mendapatkan penghargaan dari Bapak Presiden. Presiden memberikan penghargaan kepada dua anak dengan kategori penerima tunas muda pemimpin Indonesia tingkat usia SMP dan kategori umum. Penghargaan tersebut diraih karena mereka telah membuat inovasi di bidang teknologi dan dikenal oleh Google. Bahkan, hasil karya mereka sudah diakui oleh dunia,” pungkasnya. (**).