Beritalima-Demi untuk meraih cita-cita apapun halangan dan rintangan harus dihadapi, walaupun hanya menjadi taruhannya. Inilah yang dialami delapan orang pelajar Sekolah Dasar (SD) asal Dusun Buntu Bulat, Desa Manggis, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Serdang Bedagai,Sumatera Utara .Minggu(24/7).
Mereka setiap hari harus bertarung dengan maut menyeberangi sungai Buaya dengan menggunakan rakit terbuat dari bambu untuk tiba disekolah mereka di Desa Bandar Kuala, Deli Serdang.
Terlihat di kelokasi,Sabtu (23/7) sekira jam 11.00 wib, para pelajar SD ini harus berangkat pagi-pagi dengan menyeberangi rakit tiba di Desa Bandar Kuala. Kemudian mereka harus berjalan kaki menuju sekolah.
Usai pulang sekolah mereka kembali menempuh berjalan kaki. Kemudian mereka bersamaan naik rakit terbuat dari bambu menyeberangi sungai Buaya dengan menggunakan sebilah bambu sebagai pendayung untuk tiba dirumah masing-masing.
Lebarnya sungai Buaya mencapai 100 meter, para pelajar sekolah dasar ini harus bergantian mendayuh rakit agar sampai ketujuan. Walaupun mereka harus mempertaruhkan nyawa, namun canda dan ceria terpancar dari wajah mereka.
Kebersamaan dan saling tolong menolong sangat terlihat pada diri mereka dengan cara bergantian mendayung rakit dengan tidak membedakan antara pria dan wanita.
Walaupun mereka harus bertarung dengan nyawa dengan menyeberangi aliran sungai Buaya. Namun itu mereka lakukan demi meraih cita-cita mereka.
Dewi salahseorang pelajar mengatakan, dirinya sejak masuk SD sudah menggunakan rakit untuk kesekolah. Sehingga rasa takut sudah tidak ada dalam dirinya.
“Sudah biasa pak, gak ada rasa takut lagi,” ujarnya.
Dikatakan Dewi, mereka harus bergantian mendayung rakit karena lokasi sungainya lebar dan mereka telah lelah dan lapar.
“Terpaksalah pak, agar bisa sekolah,” bilang Dewi.
Sementara itu Kadus Buntu Bulat Zulkifli Barus pada Awak Media mengatakan, sudah puluhan tahun anak-anak dari Dusunnya apabila kesekolah harus menyeberang sungai Buaya dengan menggunakan rakit.
“Sudah puluhan tahun kalau mereka mau menyeberang harus naik rakit,” ujarnya.
Dikatakan Barus, menyeberangi sungai merupakan jalan pintas untuk menuju sekolah SD di Desa Bandar Kuala, Deli Serdang. Sementara untuk naik kereta harus menempuh jalan perkebunan dengan jarak lumayan jauh.
“Mereka mengambil jalan pintas jadi harus naik rakit, kalau jalan darat jaraknya jauh,” bilang Barus.(su/s.i)
Teks foto: Dewi mendayung rakit menyeberangi sungai Buaya(su/s.i)
Teks foto: Para pelajar SD naik rakit untuk pulang kerumah usai (su/s.i)