Anak Terlindungi Indonesia Maju Menjadi Tema Hari Anak Nasional, Ini Kata Aktivis Perempuan

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Seperti diketahui, Hari Anak Nasional (HAN) dirayakan pada tanggal 23 Juli setiap tahunnya. Sedangkan pada tahun 2021 ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Republik Indonesia mengusung sebuah tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju.” Oleh aktivis millenial, ning Lia Istifhama, Tema tersebut merupakan pesan penting bagi para orang tua.

“Dengan peringatan Hari Anak Nasional, maka kita para kaum orang tua mendapatkan self reminder untuk memberi kepedulian pada kelangsungan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Tatkala anak-anak tumbuh secara baik, maka kelak menjadi SDM (sumber daya manusia) yang baik pula. Merekalah yang menjadi pondasi terwujudnya Indonesia sebagai negara maju di masa mendatang.”

Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim yang pada Desember 2020 mendapatkan penghargaan dari DP3AK Jatim sebagai organisasi perempuan penggerak pertanian, juga menjelaskan makna kata ‘Terlindungi’.

“Makna terlindungi, setidaknya dalam tiga hal. Yang pertama adalah terlindungi dalam hal kesehatan, yaitu sehat menghadapi masa pandemi covid 19 dan terhindarkan dari segala bentuk masalah kesehatan, diantaranya stunting maupun problematika kekurangan gizi dan nutrisi. Kedua adalah kesehatan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Ketika anak-anak memiliki ketercukupan ilmu, maka kelak menjadi SDM cerdas. Yang terakhir adalah kesehatan moral dan agama.”

“Kesehatan moral dan agama adalah satu bangunan. Keduanya tersinergi. Jika lingkungan keluarga memiliki landasan agama yang baik, otomatis moral anak pun akan terdidik baik. Karena setiap agama mengajarkan kebaikan dan beragam perbuatan baik. Begitupun jika anak tumbuh dengan moral yang baik, ini akan menjadi bukti bahwa orang tuanya mendekatkan anak pada agama.”

Ning Lia juga menegaskan bahwa kesehatan moral dan agama adalah hal yang sangat penting mengingat perkembangan digital saat ini.

“Era digitalisasi sekarang sangat mudah menyuguhkan tontonan yang sifatnya cenderung entertaint, bullying, hate speech, bahkan pornografi. Maka disinilah penting bagi semua pihak untuk sama-sama memfilter dampak negatif digital pada anak-anak yang sekarang masih menempuh pendidikan secara daring (online)”, pungkasnya.

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait