JAKARTA, Beritalima.com– Legislator dari Dapil II Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Akmal Pasluddin meminta beseran Dana Alokasi Khusus (DAK) penugasan bidang pertanian yang bakal disebar ke seluruh tanah air membrikan dampak signifikan pada kemajuan daerah sentra-sentra pertanian.
“Kami sudah menerima penjelasan pagu DAK Kementan RP 2,4 triliun. Saya berharap ada kemajuan signifikan pertanian dengan menghasilkan produksi untuk ketersediaan pangan nasional pada daerah-daerah yang menerima DAK. Pembangunan/rehabilitasi irigasi, jalan, lumbung pangan masyarakat, sarana prasarana pasca panen dan pengolahan hasil pertanian harus menguat d setiap daerah penerima DAK,” harap dia.
Ya, kesimpulan Rapat Komisi IV DPR RI dengan eselon I Kementerian Pertanian (Kementan) memutuskan DAK fisik penugasan pertanian Rp 2,2 triliun untuk 288 Kabupaten/Kota, DAK non fisik ketahanan pangan dan Pertanian Rp 200 untuk 510 Kabupaten/Kota.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI ini kurang puas dengan pagu anggaran Kementan dalam RKAKL 2022 RP 14,451.749.428 triliun bersasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor S-634/MK.02/2021 dan 516/M.PPN/D.8/KU.01.01/07/2021 tanggal 23 Juli 2021 perihal Pagu Anggaran (K/L) dan Penyelesaian Rencana Kerja dan Anggaran TA ahun 2022.
“Anggaran Kementan ini seolah balik mundur sejauh 10 hingga 15 tahun. Negara mesti memperhatikan secara serius portofolio anggaran negara pada besaran alokasi bidang pertanian pangan. Karena potensi alam kita ini, perlu di optimalkan agar bangsa ini berwibawa di hadapan bangsa lain pada persoalan pangan,” Andi Akmal.
Dia meminta segera agar pihak kementerian merevisi alokasi anggaran dukungan manajemen di seluruh unit Eselon I Kementan yang dinilai masih terlalu besar sesuai kritik seluruh anggota Komisi IV.
Anggaran Kementan yang belum optimal ini meski akan terjadi banyak kekurangan di berbagai daerah, tapi telah terbuti menjadi bidang yang sangat tahan terhadap ujian persoalan bangsa. “Kami harap DAK yang ada atau tidak penyelewengan sehingga tersalurkkan secara baik, optimal, efektif dan efisien,” demikian Dr H Andi Akmal Pasluddin. (akhir)