JAKARTA, Beritalima.com– Politisi senior dari dapil II Propinsi Sulawesi Selatan, Dr H Andi Akmal Pasluddin meminta Pemerintah pimpinan Presiden Joko Wiododo (Jokowi) harus serius menangani pencemaran laut akibat limbah medis virus Corona (Covid-19).
Wakil rakyat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI itu terus memantau kesungguhan Pemerintahan dalam menangani penceman laut yang berasal dari limbah medis tersebut. Berdasarkan penelitian lembaga Ocean Conservacy, sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, setiap bulan menghasilkan 129 miliar sampah masker dan 65 miliar sarung tangan sekali pakai.
Karena itu, penting buat Pemerintahan Jokowi menyiapkan instrumen guna mengatasi persoalan sampah ini. Sebab, masalah lingkungan, dampaknya bukan pada saat ini saja tetapi dapat berakibat timbul berbagai persoalan pada jangka waktu yang sangat lama.
Dikatakan, sebagian besar sampah tidak dibuang dengan benar sehingga berakhir di laut. Hal tersebut memperparah pencemaran di laut. Semua mesti menyadari, persoalan laut tersebut sama pentingnya dengan masalah oksigen di udara yang selama ini di topang hutan-hutan di muka bumi.
“Jangan sampai kita abai dengan masalah ini yang ujungnya tentu saja terganggunya eksistensi kehidupan makhluk hidup di bumi, terutama manusia yang menjadi pengatur utama kelangsungan kehidupan di dunia ” jelas Andi Akmal kepada Beritalima.com, Rabu (6/1).
Andi Akmal melihat, pencemaran di luat bom waktu ekologis yang akan menjadi ancaman bagi ekosistem. Untuk itu, anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi Pertanian, Kehutanan serta Lingkungan Hidup (LH) itu selalu berkoordinasi dengan mitra komisinya untuk saling bekerja sama mengatasi persoalan sampah di laut.
Ditambahkan, ancaman saat ini yang ada di hadapan kita adalah, masker dan sarung tangan dapat menjadi pembunuh bagi ekosistem laut seperti paus, lumba-lumba dan lain-lain. Untuk itu, semua lembaga negara yang bertupoksi pada persoalan sampah laut tidak boleh meremehkan limbah medis yang memang sangat luar biasa banyak akibat pandemi Covid-19.
“Mungkin sampah medis ini terlihat persoalan kecil bagi kita. Padahal sesungguhnya, sampah medis ini dapat menjadi persoalan besar bagi lingkungan kita di seluruh belahan bumi ini,” ujar Andi Akmal. Ujar Akmal.
Legislator asal Sulawesi Selatan II ini juga dalam setiap kesempatan bertemu kelompok-kelompok masyarakat pesisir selalu meminta bantuan agar berkontribusi pada penanggulangan sampah laut. Dengan adanya dukungan masyarakat, tugas berat pemerintah akan semakin ringan dalam menyelesaikan sampah laut.
Untuk itu, edukasi dan pembinaan masyarakat perlu dibangun pemerintah dengan masyarakat pesisir yang bekerja di seluruh garis pantai Indonesia, untuk dapat beraktivitas menangani sampah laut. Pendidikan agar tidak membuang sampah di laut menjadi sangat penting. Untuk mengatasi soal sampah laut ini, memang perlu didukung dengan kesadaran yang tinggi dari masyarakat.
Masyarakat harus paham, limbah medis yang terbuang ke laut sangat berbahaya bagi kehidupan di laut. Kerjasama dan koordinasi antar Kemterian Lembaga, dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan Perikanan dan Pusat Studi Oceanografi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga sangat diperlukan.
“Kerjasama serta dengan dukungan data yang baik akan memastikan kebijakan dan langkah yang tepat dalam penanganan limbah Covid-19,” demikian Dr H Andi Akmal Pasluddin. (akhir)