Andi Akmal: Kebakaran Hutan dan Lahan Meningkat, Resiko Penderita Covid-19 Makin Besar

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Anggota Komisi IV DPR RI membidangi pertanian dan kehutanan, Andi Akmal Pasluddin monyoroti kebakaran hutan yang kembali marak di tanah air belakangan ini. Soalnya, kebakaran hutan kali ini menjadi masalah yang tidak biasanya sebab adanya wabah virus Corona (Covid-19) yang melanda Indonesia.

Virus tersebut, ungkap Andi Akmal Pasluddin dalam keterangannya kepada Beritalima.com, Kamis (25/6), menyerang saluran pernapasan terutama paru-paru. Bila digabung dengan kebakaran hutan yang berdampak pada asap tebal, risiko kematian penderita penyakit corona akan lebih tinggi.

“Kebakaran hutan ini berlangsung tiap tahun. Besar atau kecil kebakaran itu, tetap saja bakal mengganggu lingkungan masyarkat karena terganggu pernafasannya. Semakin besar kebakaran, semakin luas dampaknya hingga keluar negara. Bila berbarengan dengan wabah virus corona ini, sangat berbahaya sekali bagi penderitanya”, ujar Akmal.

Politisi dari Dapil II Provinsi Sulawesi Selatan tersebut mengatakan, paparan virus Corona dengan ada atau tidak ada kebakaran jangkauannya akan sama saja tergantung pengendalian pemerintah bersama warga. Namun, pada lingkungan yang terdampak kebakaran hutan dan lahan seperti Pulau Sumatera dan Kalimanatan, ancaman kematian akan semakin tinggi pada masyarakat yang terkena wabah Covid-19.

Seperti dipaparkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau panjang mengalami puncaknya Agustus 2020. Dan sejak April, 17 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau. Karena itu, Akmal meminta pengendalian ekstra tinggi perlu dilakukan pada penanganan kebakaran hutan terutama pada giat pencegahannya.

“Koordinasi pemerintah pada pengendalian kabakaran hutan kali ini berhadapan pada risiko jatuhnya korban jiwa. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Asma akan menjadi dua kali lipat beratnya ketika bersandingan dengan corona. Kebijakan Anggaran pada penanganan kebakaran hutan ini mesti sinergi dengan pengendalian covid sehingga efektif dan efisien,” tutur Akmal.

Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut berharap, pola yang dilakukan pemerintah berupa mengulang modifikasi cuaca dapat membuahkan hasil. Modifikasi cuaca dengan tujuan menurunkan hujan di wilayah gambut agar lahan tetap basah dan terhindar dari potensi terbakar menjadi harapan semua pihak.

Sudah ribuan titik hotspot bermunculan sejak Januari lalu di hampir seluruh wilayah yang menjadi langganan kebakaran hutan mulai dari Sumatera Selatan, Sumatera Barat hingga Riau. “Semua berharap pemerintah kali ini mampu membuktikan kinerjanya dalam pengendalian kebakaran hutan ini sehingga rakyat bertambah rasa aman dalam berkehidupan di negeri ini,” demikian Dr Andi Akmal Pasluddin. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait