JAKARTA, Beritalima.com– Legislator dari Dapil II Provinsi Sulawesi Selatan, Dr H Andi Akmal Pasluddin meminta Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengantisipasi dampak masuknya komoditas daging ayam yang sebentar lagi membanjiri tanah air akibat impor.
Diketahui daging ayam asal impor dari Brazil segera masuk tanah air akibat kekalahan Indonesia dalam sengketa perdagangan melawan Brasil di Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).
Andi Akmal mengatakan, meski importasi daging ayam dari Brazil tertunda karena Indonesia masih mengupayakan banding, tetapi antisipasi maksimal mesti segera disiapkan. Buntut kekalahan Indonesia dari Brasil beberapa tahun lalu ini dampaknya sangat panjang terhadap tumbuh kembangnya peternakan ayam lokal.
“Kita semua menanti intervensi Pemerintah Jelang Banjir Daging Ayam dari Brasil. Dipastikan ada dampak besar bagi peternak lokal. Dampak paling buruk peternak ayam lokal terancam nangkrut gegara Impor dari Brasil ini,” ungkap Andi Akmal dalam keterangan pers, Jumat (30/4).
Anggota Komisi IV DPR RI ini mengatakan, persaingan harga akan menjadi sumber utama kalah bersaingnya peternak lokal dengan ayam dari Brazil. Perbedaan harga cukup signifikan dimana per kg nya, daging ayam Brasil sekitar Rp 14.500. Harga produksi daging ayam di tanah air mencapai Rp 20.000. Pakan menjadi kunci utama terhadap pengaruh harga total produksi karena 60 persen biaya untuk komponen ini.
Tantangan jangka panjangnya, kata Andi Akmal, bagaimana menyiapkan infrastruktur produksi ayam mulai dari penyiapan bibit DOC, pakan, kandang dan proses pembesaran lain hingga pasca panen menjadi efisien dengan produktifitas yang tinggi, sehingga persoalan pada persaingan harga ayam dapat di atasi.
“Peternak untung, konsumen gembira karena harga terjangkau dari produksi dalam negeri. Tetapi dalam jangka pendek ini, bagaimana upaya pemerintah untuk dapat melindungi dan membantu para peternak ayam rakyat yang akan menghadapi serangan importasi daging ayam ini,” tutur Andi Akmal.
Politisi senior ini meminta agar Pemerintah dalam waktu dekat dapat serius membangun industri pakan nasional untuk berbagai kebutuhan peternakan tanah air. Sumber daya bahan baku negara ini sangat baik untuk memasok pakan peternakan, hanya saja bagaimana industrinya dapat terbangun dengan baik untuk memenuhi peternakan skala industri.
Andi Akmal mengingatkan Pemerintah, sesungguhnya industri peternakan ayam di Brazil dapat menghasilkan daging melimpah dengan harga murah itu akibat campur tangan pemerintah setempat. Banyak subsidi diberikan dan ketika produksi melimpah negara campur tangan menampung produksi dengan stabilitas harga di tingkat peternak.
Hingga saat ini belum terdengar intervensi Pemerintah terhadap regulasi tata niaga ayam yang menguntungkan peternak ayam dalam mengantisipasi masuknya daging ayam dari Brazil.
“Begitu juga regulasi terhadap tata niaga pakannya yang dibiarkan natural sehingga lonjakan harga pakan terus terjadi. Pemerintah jangan jadi penonton saja melihat peternak ayam lokal babak belur,” demikian Andi Akmal Pasluddin. (akhir)