Jakarta – Persiapan menyambut tanggal 17 Agustus sudah mulai terlihat dari ujung Sabang sampai Merauke. Hal itu dimaksudkan sebagai perayaan dari hari kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 lalu.
Hari itu dianggaplah sebagai hari yang sacral bagi rakyat Indonesia, karena hari itu pula Indonesia dideklarasikan sebagai bangsa dan Negara yang merdeka.
Hari sakral ini diminta untuk tidak hanya menjadi ritual tahunan yang tidak mempunyai makna bagi bangsa dan Negara. “Sebuah bangsa pasti mempunyai sejarah masing-masing, Indonesia sejak 17 Agustus 1945 memulai sejarah bebasnya dari segala bentuk jajahan, maka dari itu peliharalah sejarah ini,” tulis Presiden SIRI, Andy Chadra dalam siaran persnya kepada redaksi menanggapi hari kemerdekaan.
Lalu Andy yang nama lengkapnya Tjandra Setiadji itu mengingatkan sebuah pribahasa yang menurutnya pantas untuk diingat pada saat ini, yaitu “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsanya”. Bagi Andy 17 Agustus harus menjadi momen untuk selalu bangkit dari keterpurukan.
“Ritual tahunan kalau kita hanya merayakan dengan hal-hal yang bersifat hura-hura, tetapi tidak pernah berpikir akan kemajuan bangsanya,” sambung Andy yang juga berprofesi pengacara itu.
Andy juga menilai Indonesia mempunyai potensi besar untuk selalu bangkit dan maju. Lalu ia mencontohkan adanya sumber daya alam yang saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
“Konon, Belanda itu kaya karena ia dulu mampu mengolah potensi alam Indonesia, itu mereka tamu dengan cara menjajah, kenapa sekarang rakyat Indonesia dengan milik sendiri belum mampu?” terangnya sambil lalu ia mengajak untuk terus bangkit. “Ayo maju bangsaku,” sambungnya.
Tokoh kelahiran Bagan Siapi-Api juga meminta kepada para petinggi negara untuk selalu memperhatikan akan potensi alam yang belum diolah dengan maksimal. “Peran pemerintah untuk mengisi kemerdekaan untuk rakyat semakin maju itu sangat besar, makanya harus terus diperhatikan,” tutup Andy.
