SUMBAWA BARAT NTB,beritalima.com| Tokoh Pers Sumbawa Barat, Andy Saputra baru – baru ini di gadang serta menantang petahana pada kontestasi pemulihan kepala daerah (pilkada) Sumbawa Barat tahun 2020 mendatang.
Kesediaan maju, Andy Saputra setelah diskusi panjang dan dialog terbuka dengan kalangan Pers setempat. Ia memilih maju untuk memastikan kanalisasi terhadap kesalahan kebijakan politik dan anggaran pemimpin saat ini tidak berdampak buruk terhadap nasib rakyat itu bisa tersalurkan.
Menurutnya, kaum millenial muda utamanya kalangan Jurnalis tak perlu merasa ambigu atau ragu terhadap, ide, gagasan dan cara pandang terhadap konsep pembangunan kerakyatan. Tidak melulu diam melihat peristiwa yang tidak berpihak bagi kepentingan publik. Baginya, saat ini perlu ada rekonstruksi ke ummatan dalam melihat persoalan Sumbawa Barat. Ini bagian dari tindakan nyata berkontribusi.
“Rekontruksi yang saya maksud itu, menata ulang cara berfikir dalam menerapkan kebijakan pembangunan. Button Up. Bukan Top Down. Dari bawa. Konsep aspiratif itu harus diaktualisasikan dengan kebijakan yang realistis dan di ukur, bukan untuk kepentingan kelompok atau peliuk saja,” ujar Andi Saputra kepada media ini, Selasa (16/7).
Menurutnya, kesuksesan kebijakan itu dilihat dari ‘Out Come’ dampak dan realisasi. Jangan berhenti di output saja. Ada uang, di realisasikan terus dampak dan capaiannya gak diukur. Ini yang menurutnya, terlalu populis dan seperti jaring pengaman sosial saja (sosial security).
Padahal yang menentukan persepsi publik itu adalah realisasi. Nah, ini yang dilihatnya titik lemah pemerintahan Firin Fud. Pemerintah itu kata dia, jika menghabiskan uang itu simulasi normatif. Tapi bagaimana meningkatkan potensi dan pengendalian potensi keuangan menjadi jangkar pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
“Saya melihat, gak ada yang spektakuler dari pemerintahan ini. Kalau penghargaan, semua kabupaten kota dapat penghargaan. Tapi, kepuasan publik itu menjadi tolak ukur. Bahas penanggulangan kemiskinan tapi gak ngerti apa kebutuhan orang miskin. Belajar miskin dulu lah,” akunya.
Niatnya ingin maju berangkat dari cara pandang, pengalaman dan kematangan melihat kondisi Sumbawa Barat dalam perspektif Ideologi Politik Ekonomi Pertahanan dan Keamanan (Ipoleksusbudhankam). Cara melihat itu ia temukan dalam perjalanan karya Jurnalistiknya selama 15 tahun terkahir.
Masalah mesin politik, ia menegaskan siap mengikuti konvensi atau seleksi partai politik manapun termasuk PDI P dan PPP sendiri sebagai partai pengusung petahana. Atau, survey berjenjang serta menggunakan kekuatan koalisi rakyat.
“Intinya penggalangan saja. Kesamaan rasa dan kesamaan nasib dan sepenanggungan. Saya fikir rakyat menerima kok,” ujarnya santai.(tim/B5)