Bangkalan, beritalima.com | Pengamanan COVID 19 di Pos Chek Point Suramadu jalur masuk Bangkalan padat.
Menurut pantauan media ini, jalur antrian sangat panjang dengan 3 baris kendaraan Roda 4, kurang lebih mencapai 2 km, sehingga terkesan macet.
Salah satu pemandu Jalur, petugas dari satlantas Polres Bangkalan,
Kesatuan Polantas ,Wiwit saat di konfirmasi, mengatakan, ini perintah Bupati, ditanya soal pos dibuka hanya satu pintu dan menyebakan antrian Panjang yang memakan waktu kurang lebih 30 menit untuk masuk pos Chek point, dia menambahkan, ini perintah, sampean komplain ke bapak Bupati, atau telpon aja, cetusnya di lokasi, tegasnya(27/4).
Padahal pos bisa di buka lagi, dan petugas medis yang menggunakan thermo gun sudah siap andaikan pintu pos itu di buka, salah satu petugas satpol PP Pemkab mengatakan,” kalau kami siap aja, walau pintu pos yang satunya dibuka, namun petugas memerintahkan dibuka satu saja, terang petugas Satpol PP yang tidak mau disebut namanya itu.
Anggaran 65,2 Milyar untuk Penanganan COVID 19 Pemkab Bangkalan ini bukan main besarnya, dan hal ini tentunya perlu pengawasan Publik, seperti apa yang selama ini di intruksikan Presiden, sehingga mendapat perhatian penuh dari Lsm dan media massa.
Ketua Lsm Basmala, saat investigasi (27/4) di pos Chek Point COVID 19 di wilayah pintu masuk Bangkalan, tepatnya di Area Suramadu sisi Madura menemukan hal yang kurang pas,
Bahrul Ulum, yang ikut mengawasi pengamanan penanganan COVID 19, merasa kaget melihat terjadinya antrian panjang dan memakan waktu ini, dia mengatakan,” kok bisa pintu pos di buka satu saja, padahal banyak petugas yang nyantai, lalu dia beranjak turun melihat antrian itu,
selanjutnya meminta petugas untuk membuka pos Chek point yang tidak di buka, “tolong di buka pak, biar tidak macet, lagian kasihan mobil yang tidak ada AC nya, lihat mobil bok dan Carry itu, kasihan didalam ke panasan, ini anggaran jangan di buat mainan, petugas harus bisa bekerja dengan baik,” pintanya.
Tim Gugus Tugas seharusnya tidak terkesan ‘ kaku’ seperti ini, harus bisa mengatur kondisi dilapangan, mereka ini banyak kepentingan bukan keluar rumah tanpa kepentingan, lalu mobil plat merah itu ada tugas apa, kok tidak di kantornya? Tanyanya,
lanjut nya lagi, Tugas luar maksudnya, silahkan perketat pengamanan, tapi jangan seperti ini, coba ketua tim Gugus tugas selalu di lokasi mengarahkan bagaimana yang terbaik, anggaran ini besar , kalau masih banyak petugas yang main Handphone dan nyantai, bantulah mengurai kendaraan, mana truk mana mobil sedan, karna truk tidak diperiksa masuk pos, ya, diarahkan mulai dari ujung supaya terpisah jalurnya, kesannya gak bagus, tambahnya.
Petugas tetap tidak berani membukanya, maaf pak tidak bisa ini perintah, korlap, sambil menyebut nama petugas polisi, ” sampean harus kordinasi dengan pak Wiwit pak, kami tetap nurut aja, di buka gak papa gak di buka silahkan,” terangnya di pos Chek Point ( 27/4).
Anehnya ini adalah kesengajaan para petugas di lapangan, menurut keterangan salah satu petugas satpol PP kepada awak media ini,mengatakan, “katanya gak papa biar ada efek jera bagi pengendara, kan sudah ada himbauan kalau tidak ada kepentingan harus di rumah jangan keluyuran”, Cetus petugas saat itu. (AH.Manggar)