BONDOWOSO, beritalima.com – Penyediaan tempat cuci tangan di sejumlah tempat umum, seperti Alun-Alun RBA Ki Ronggo, Pasar Induk dan sebagainya. Ternyata tidak dilengkapi dengan ketersediaan sabun oleh BPBD Bondowoso.
Keadaan inipun dikeluhkan salah seorang warga, Pak Nizam. Menurutnya, ia hendak mencuci tangan namun ternyata tak ada sabunnya, airnya juga tidak ada.
“Saya sedang jalan-jalan ke Alun-Alun. Karena pandemi Covid-19, saya mau mencuci tangan namun tidak disediakan sabun. Bahkan airnya tidak ada,” katanya.
Bahkan kata dia, Minggu (4/10/2020) kemarin, ia mendapati krannya juga tidak ada. “Tak ada krannya, rusak belum diperbaiki,” akunya.
Namun berdasarkan pantauan di lokasi, per Selasa (6/10/2020). Tampaknya BPBD sudah melakukan perbaikan.
Sementara Kalaksa BPBD Bondowoso, Kukuh Triatmoko mengatakan, bahwa biasanya tandon-tandon itu dicek dan diisi air secara berkala.
“Pokoknya kosong diisi kok. Memang sudah ada petugas untuk mengecek. Dicek setiap saat untuk mengisi air,” katamya.
Sementara untuk kran yang rusak. Pihaknya memastikan untuk memperbaiki. Ia mengaku tak tahu rusaknya kapan. Namun di sisi lain ia menuturkan bahwa tandon dicek setiap saat. “Kita gak tahu. Informasinya gak ada ke kita,” imbuhnya.
Menanggapi hal itu, Anggota Pansus Covid-19 DPRD Bondowoso, A Mansur mempertanyakan keseriusan BPBD dalam menegakkan protokol Covid-19.
“Kalau hanya kita diberi tempat cuci, tidak dikasih air dan sabun terus siapa yang mau menaruh. Seharusnya ada dengan sabunnya,” paparnya.
Padahal kata dia, dalam penganggarannya pasti harus disediakan dengan sabunnya. “Kalau tidak dilengkapi seperti itu tidak akan digunakan. Artinya anggaran Covid-19 kemana. Tidak ada alasan bahwa itu tidak ada anggaran,” paparnya.
Anggota F-PKB ini juga mempertanyakan, penggunaan anggaran Rp 6 miliar, untuk penaganan Covid-19 yang digelontorkan melalui BPBD Kabupaten Bondowoso.
“Kemarin tahap kedua Rp 3 miliar, yang pertama sama. Artinya total ada Rp 6 miliar. Terus dikemanakan sama BPBD. Beli sabun aja gak ada. Dana Covid-19 itu harus dimaksimalkan. Saya sangat menyoroti itu,” tegasnya.
Seharusnya kata dia, protokol Covid-19 dilaksanakan bukan hanya dikampanyekan. Disuruh cuci tangan, tapi kalau tidak disediakan air dan sabun oleh BPBD, jadi lucu.
“Saya pernah lihat langsung tidak ada airnya di Alun-Alun itu. Bisa dilihat. Terus apa kerjanya BPBD Bondowoso. Kalau persoalan ngisi tandon dan menyediakan sabun tidak bisa. Apa gunanya anggaran sampai Rp 6 miliar,” singgungnya. (*/Rois)