MADIUN, beritalima.com- Genderang melawan stunting diterus, di Kota Madiun, Jawa Timurg terus berlanjut. Bahkan Pemkot Madiun, kembali melakukan rapat koordinasi (rakor) bersama Forkopimda, Rabu 31 Agustus 2022.
Harapannya, angka stunting di Kota Madiun semakin dapat ditekan bahkan bisa zero kasus anak stunting.
‘’Angka stunting kita sudah rendah. Sudah di bawah target nasional. Tetapi ini harus kita tekan lagi sampai habis. Karenanya, kita rapatkan agar semua terlibat menekan stunting ini,’’ kata Walikota Madiun, H. Maidi.
Angka stunting di Kota Madiun, lanjutnya, sebesar 12,4 persen atau sebanyak 562 bayi. Sedangkan target pemerintah di angka 24,4 persen. Pemerintah pusat berencana menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
Meski begitu, angka stunting di Kota Madiun masih di bawah target pusat. Walikota tidak ingin sekedar mencapai target pemerintah pusat. Angka terus ditekan. Berbagai program pun disiapkan.
‘’Kita ada warung stop stunting di setiap kelurahan. Tempatnya di Lapak UMKM. Setiap minggu ada paket makanan bergizi. Mulai dari beras, telur, daging, buah, dan lain sebagainya,’’ imbuhnya.
Keluarga yang terdata tersebut akan mendapatkan voucher untuk ditukar paket bergizi tadi. Selain itu, juga dilakukan pengecekan berkala di Posyandu. Berat dan tinggi badan bayi dicek untuk melihat perkembangan.
Walikota juga menginstruksikan sekolah tingkat PAUD untuk menyediakan permainan yang dapat merangsang penambahan tinggi badan anak.
‘’Apakah ada kelas berenang atau permainan gelantungan harus ada. Semua harus ikut menekan stunting ini,’’ tegasnya.
Maidi menambahkan, tak terkecuali pada ibu hamil. Pemberian paket bergizi juga diberikan pada ibu hamil dan dilakukan pengecekan berkala. Stunting memang bisa diakibatkan dari saat kehamilan. Karenanya, perlu dilakukan langkah pencegahan. Pemerintah setidaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp 5,4 miliar untuk penanganan stunting di
Kota Madiun
‘’Ada di lokasi lapak untuk memberikan pemahaman kepada pelaku lapak terkait bahan makanan seimbang yang dibutuhkan untuk penanganan stunting,’’ pungkasnya. (Kmf/editor Dibyo).
H. Maidi (kanan) atas.