SURABAYA, Beritalima.com-
Berdasarkan sistem informasi kesehatan hewan (iSIKHNAS) per 23 Januari 2025, sebanyak 12.936 ekor hewan ternak sapi di Jawa Timur terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Dari jumlah itu, sebanyak 689 ekor sapi (5,4 persen) mati, dan 272 ekor sapi (2,1 persen) dipotong paksa.
Karena itu Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi Jatim menyetujui alokasi anggaran sebesar Rp 25 Miliar untuk penanggulangan kasus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di Jatim.
Seperti yang diungkapkan oleh anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD provinsi Jawa Timur, Muhammad Ashari, bahwa anggaran tersebut dialokasikan kepada Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025.
Anggota fraksi PKB DPRD provinsi Jatim itu menjelaskan, anggaran tersebut akan digunakan untuk berbagai kebutuhan penanggulangan PMK, di antaranya untuk pengadaan obat-obatan, vitamin, pendampingan peternak, serta pemberian vaksin bagi ternak yang terdampak penyakit ini.
“Langkah ini kita ambil sebagai bentuk perhatian serius pemerintah daerah dalam menangani wabah PMK yang sempat mengancam sektor peternakan di wilayah Jawa Timur,” ujarnya.
Meskipun demikian, Ashari menyebutkan bahwa usulan dari Disnak Jatim sebenarnya mencapai Rp 150 Miliar untuk penanggulangan PMK. Namun, anggaran tersebut dianggap terlalu besar dan tidak mampu disetujui seluruhnya.
“Kami menyetujui anggaran sebesar Rp 25 Miliar karena kebutuhan yang ada, meskipun usulan dari Disnak jauh lebih besar,” ungkap Ashari.
Menurut anggota DPRD provinsi Jatim dari Dapil Nganjuk-Madiun tersebut, pengalokasian anggaran ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak dari PMK terhadap peternakan di Jatim dan mempercepat pemulihan sektor tersebut.
Ashari menambahkan bahwa DPRD provinsi Jatim terus mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan hewan yang dapat berdampak pada ekonomi daerah.
“Dengan adanya dukungan anggaran ini, diharapkan peternak di Jawa Timur dapat kembali melanjutkan kegiatan produksi ternak dengan lebih aman. Sementara petugas kesehatan hewan dapat lebih maksimal dalam melakukan pencegahan dan penanganan PMK,” tegasnya.
Sementara itu Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono mengatakan, 12.934 sapi yang terkena PMK hanya 0,4 persen dari total populasi sapi yang ada di Jatim sebanyak 3,3 juta ekor.
“Dari total 12.936 sapi yang terserang PMK, sebanyak 8.500 ekor (65 persen) dalam proses pengobatan, sebanyak 3.473 ekor (26 persen) sudah sembuh atau recovery,” kata Adhy Karyono.(Yul)