SURABAYA, beritalima.com | Anggota komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur tergerak membantu mendampingi pasien asal Bojonegoro yang mengalami bengkak ditangan kanannya untuk berobat di rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya, Kamis (2/12).
Pasien diduga salah penanganan yang dilakukan RSUD DR R Sosodoro Bojonegoro terhadap pasien atas nama Tities Dwi Prihantana membuat tak berdaya. Dimana Pembengkakan pun merembet ke leher hingga ke wajahnya. Dia tidak menyangka derita uci-uci yang dialaminya berakibat fatal pasca dioperasi pada 2017 silam. Pelbagai cara demi kesembuhannya telah dilakukan. Beberapa rumah sakit hingga pengobatan alternatif pun tak mampu mengempeskan lengannya yang bengkak.
“Saya tahunya setelah orang tuanya melaporkan ke saya dan waktu itu juga saya mengunjungi rumahnya untuk melihat langsung kondisi pasien,” katanya ditemui usai melakukan pendampingan di RSUD Dr Soetomo, Kamis (2/12)
Budiono tampak mendampingi pasien Tities hingga dilakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas IRD RSUD Dr Soetomo. Menurutnya, Tities memang harus diselamatkan dan dilakukan pendampingan hingga sembuh total. “Kita selamatkan dulu pasien (Tities, red) ini,” jelasnya.
Disinggung apakah bengkaknya tangan Tities akibat dari malpraktik RSUD DR R Sosodoro Bojonegoro, Budiono yang juga politisi Partai Gerindra ini tidak menampiknya. “Kalau itu (malpraktik, red) kita tunggu hasilnya saja, biar diperiksa dan dirawat RSUD Dr Soetomo dulu. Tapi, dari pihak keluarga pasien katanya begitu,” ujar Budiono dari Dapil 12 Bojonegoro-Tuban ini.
Sementara, ayah dari pasien Tities, Tikno mengaku kalau proses pengobatan anaknya sudah dijalani selama kurang lebih dua tahun. Ia membeberkan awal mula pembengkakan di lengan kanan anaknya usia operasi ringan di RSUD Bojonegoro pada 19 Juni 2017 lalu dan rawat inap selama tiga hari. “Pulang dari RSUD DR R Sosodoro, jarak seminggu terjadi pembengkakan di area sekitar bekas operasi,” terangnya.
Ketika Tikno mengetahui bengkaknya kian besar, ia pun melakukan konsultasi ulang ke dokter dan disarankan minum obat telan. Ia menanyakan kenapa bengkaknya semakin melebar dan mengeras. “Dokternya jawab itu dampak dari operasi dan nanti minum obat biar kempes,” katanya.
Semakin hari, kata Tikno bengkaknya kian lebar hampir 23 sentimeter. Dari hasil konsultasi ulang pihak dokter menyatakan untuk operasi ulang. “Setelah hari raya Idul Adha saya kontrol ulang di poli bedah. Dokter menyatakan tidak usah operasi ulang dan diberi resep obat tepan lagi. Ada yang janggal pada saat itu dokter malah menanyakan hasil operasi dan berupa jenis penyakitnya,” terang Tikno sembari heran.
Pihaknya juga mengaku ada catatan selama menjalani operasi di RSUD Dr R Sosodoro. Pertama, kata dia, tidak dilakukan foto rontgen, tidak ada keterangan hasil laboratorium darah dan tidak dikasih hasil bukti pembedahan atau operasi. “Karena saya tidak mendapat kepastian yang diharapkan dan luka semakin membengkak lalu saya pindah berobat ke rumah sakit lainnya,” pungkasnya. (Pca)