Jakarta | beritalima.com – Program besar Presiden RI Prabowo Subianto Makan Bergizi Gratis (MBG) belakangan ini ramai di media sosial tidak terlepas ramai dibicarakan netizen baik soal keracunan, ada ulat, belatung, jangkrik bahkan iau belakangan ini Badan Gizi Nasional (BGN) menemukan 5000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) fiktif yang dilontarkan Nurhadi anggota DPR RI dari fraksi partai MasDem.
Dijelaskan Prof. Dadan Hindayana soal 5000 SPPG fiktif yang dilontarkan Nurhadi anggota DPR RI dari fraksi partai NasDem, menurutnya salah mengerti. Diterangkan bahwa Nadan Gizi Nasional sudah ada 8.488 SPPG yang sudah operasional dan sudah bisa melayani 28 juta 500 ribu penerima manfaat.
“Yang masih dalam proses verifikasi ada 13.467 SPPG, senuanya berdasar atas ajuan mitra dan ada 8.966 yang dalam proses pengajuan, artinya mendaftar pengajuan tapi belum mulai membangun karena belum ada verifikasi dari Badan Gizi untuk melakukan proses persiapan,” terang Kepala BGN diterima beritalima.com, Sabtu (20/9/2025).
Di lapangan ujarnya, sudah ada 29.000 orang yang booking titik untuk pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. ” Di berbagai kota di berbagai daerah itu penuh, karena yang daftar sudah banyak.
Nah, kemudian Badan Gizi menerapkan,” jelasnya.
Masih dijelaskan Dadan Hindayanan, dikatakan fiktif kalau SPPG sudah dinyatakan resmi operasional oleh Badan Gizi Nasional lalu mengirimkan uang ke SPPG lalu tidak melaksanakan.
“Itu yang dinamakan fiktif. Namun yang dimaksud Pak Nurhadi ini adalah banyak pihak yang booking titik untuk membangun SPPG tetapi kemudian para pihak itu tidak melakukan kegiatannya di lapangan, tidak membangun, dan kemudian ditemukan oleh Badan Gizi,” tegasnya.
Lebih lanjut ditegaskan Dadan, melihat banyak yang mendaftar dan tidak melakukan kegiatan lebih dari 20 hari kemudian melakukan kebijakan yang disebut dengan rollback. Rollback dikatakan Kepala BGN, dalam istilah komputer, mereset. Jadi mematikan, memundurkan, memutar ulang.
“Jadi ditemukanlah 5.000 titik yang dipesan oleh Mitra,
yang tadinya sudah masuk dalam proses persiapan, dan mereka sudah bisa bangun tetapi lebih dari 20 hari mereka tidak melakukan kegiatan. Kemudian di rollback oleh Badan Gizi dari persiapan ke proses pengajuan,” tuturnya.
Imbuhnya, dalam proses pengajuan, mitra di posisi itu tidak boleh melakukan aktivitas apapun karena belum diverifikasi oleh Badan Gizi. Jadi yang 5.000 itu bukan kegiatan fiktif tetapi 5.000 mitra yang terkena proses rollback, dari proses persiapan ke proses pengajuan.
“Jadi kan kalau Mitra mau bergabung dengan Badan Giji, yang pertama dilakukan adalah mendaftar di portal Mitra, mitra.bgn.go.id,” tambahnya.
Namun ketika disrtujui untuk bergabung menjadi Mitra pungkas Dadan Hindayana, maka masuk dalam tahap proses pengajuan. Kemudian setelah diverifikasi, baru masuk dalam proses persiapan.
Nah, persiapan ini mulai dikasih waktu oleh Badan Gizi antara 30 hingga 45 hari untuk membangun dari awal, kalau itu tanah kosong, atau merenovasi bangunan, kalau itu sudah ada bangunannya,” pungkas Kepala BGN.
Jurnalis : Dedy Mulyadi






