SIDOARJO, Ketua RW 02 Desa Temu Joko Waspodo memfasilitasi para kaum muda membentuk kepengurusan layangan yang bertempat di Balai RW 02 Desa Temu Kecamatan Prambon, Minggu 25/04/2021.
Melihat dan menangkap geliat warga RW 02 yang banyak membuat dan bermain layang-layang akhirnya Joko Waspodo selaku ketua RW 02 melakukan pendekatan ke beberapa warga yang selama ini berkecimpung dalam pembuatan dan permainan layangan, bak gaung pun tersambut, keinginan pengurus RW agar permainan layangan ini bisa dikelola dengan baik dengan membentuk suatu wadah/kelompok/paguyuban agar segala kendala dan permasalahan bisa di kelola dengan baik dan cepat mendapatkan solusi akhirnya mendapat dukungan penuh dari pelaku seni layangan.
” Alhamdulillah pengurus layangan RW 02 telah terbentuk, kami akan dukung dan kembangkan potensi ini hingga dapat pengakuan dan bantuan pengembangan dari dinas terkait,” tegas Ustadz Joko yang juga Pengasuh Pondok Anak Yatim Al Maulana Desa Temu.
Dijelaskan pula oleh Ustadz Joko, Di era digitalisasi saat ini dimana anak anak muda saat ini banyak terbius dengan permainan yang ada di Handphone, kadang duduk berjam-jam, betah menghabiskan waktunya di Warung Kopi sekedar main game dan wifian.
Layangan sebagai permainan tradisional yang merupakan tradisi leluhur, kami mencoba mensosialisasikan dan membangkitkan minat anak muda RW 02 agar juga ikut berpartisipasi dalam pengembangan seni layangan ini.
Syukur Alhamdulillah sampai saat ini beberapa anak muda kita masih ada yang membuat, bermain dan mempertahankan seni layangan ini Sehingga untuk mengimbangi arus digitalisasi yang sangat mempengaruhi sikap dan perilaku para kaum muda saat ini, kami para pengurus RW dan pemuda di lingkungan RW 02, kita bentuk kepengurusan untuk melestarikan dan mengembangkan permainan tradisional layangan agar nantinya bisa menjadi wadah hiburan dan tradisi budaya warga RW 02 sehingga potensi kearifan lokal ini terus diperhatikan dan dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata layangan di Sidoarjo. ” Potensi Ini perlu diperhatikan dan dikelola dengan baik agar pengembangan potensi ini bisa berdampak positif baik kepada pelaku seni layangan maupun masyarakat desa Temu,”tambahnya.
Tanggapan positif dan dukungan berkenaan dengan kepengurusan layangan ini juga datang dari salah satu perwakilan pelaku seni layangan Munari Sarbini.
” Teman teman layangan sangat mendukung penuh dibentuknya kepengurusan layangan ini , semoga ke depan seni layangan ini bisa berkontribusi positif dan bermanfaat untuk kemajuan lingkungan RW 02 khususnya dan Desa Temu pada umumnya,” kata Munari.
KEUNIKAN LAYANGAN DESA TEMU
Supri salah satu pengrajin layangan menjelaskan bahwa layangan Desa Temu atau dalam bahasa Jawa layangan ini disebut Sawangan ( karena ukurannya yang sangat besar sampai mengeluarkan suara atau bunyi ).
Ada 2 jenis layangan di desa Temu yaitu Layangan Bulan dan Seka.
Perbedaan pada kedua jenis layangan itu hanya pada bentuknya saja, kalau layangan bulan tidak berekor tetapi kalau layangan seka itu berekor. ” Ukuran tiap jenis layangan ini berbeda beda tergantung pembuatnya,” jelasnya
Pantauan awak media di lokasi ukuran minimal layangan yang dibuat di desa Temu rata rata berukuran minimal Lebar 2 M, Tinggi 2 M. Ukurannya tersebut diatas tinggi rata rata orang dewasa, sangat menarik bagaimana cara menerbangkannya.
Berikut susunan pengurus layangan RW 02 Desa Temu Kecamatan Prambon :
1. Ketua. : Cak Yanto
2. Sekretaris : Cak Pur
3. Bendahara : Cak Aris
(RH)