JAKARTA, beritalima.com|
Bakal calon presiden RI Anies Baswedan kembali menegaskan bahwa keberlanjutan tidak bisa serta-merta dilakukan tanpa perubahan. Dia menjelaskan, change and continuity alias perubahan dan keberlanjutan ini sedianya sudah jadi prinsip dalam pemerintahan di manapun.
“Sudah saya sampaikan sejak awal, bahwa ketika menyangkut perubahan itu ada unsur change and continuity. Tidak mungkin hanya continuity saja, dan tidak mungkin hanya change saja,” kata Anies di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan.
Ia turut menegaskan bahwa pemilik kekuasaan di negara ini adalah rakyat. Sehingga, obrolan soal hilangnya kekuasaan maupun pindahnya kekuasaan sedianya tidak relevan.
Alih-alih berganti kekuasaan, Anies menyebut sedianya yang berpindah adalah kewenangan.
“Kalau ada yang merasa kekuasan di tangan dirinya, maka dia sedang tidak menghargai prinsip-prinsip dasar dalam sebuah demokrasi. Itu pasti,” kata mantan Gubernur DKI. Jakarta tersebut.
Dia menyebut prinsip itulah yang dibawa oleh kelompok parpol pengusungnya, yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Koalisi ini digawangi oleh Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Oleh sebab itu, Anies meminta kepada pihak manapun untuk tidak merasa terancam. Pasalnya, urusan tersebut semata-mata soal sirkulasi pemegang kewenangan.
“Nggak usah khawatir soal tadi ancaman, mengancam, itu tidak ada. Karena ini soal sirkulasi, rotasi pemegang kewenangan dari rakyat,” sambung Anies.
Adapun Anies kerap disebut-sebut sebagai antitesa Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebelumnya kerap mengkritik Anies sebagai sosok yang bertolak belakang dengan Jokowi berkaca dari program yang dijalankan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.(Yul)