JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta mengajak seluruh rakyat Indonesia berdoa untuk keselamatan para awak kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di Perairan Bali sejak Rabu (21/4).
Menurut Anis, para awak KRI Nanggala garda terdepan penjaga kedaulatan, keutuhan dan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang selama ini luput dari sorotan, apalagi mendapatkan tepuk tangan.
“Mari berdoa untuk para awak KRI Nanggala 402. Mereka prajurit yang dalam sepi, jauh dari sorotan dan tepuk tangan, tapi dengan setia menjaga keutuhan dan pertahanan NKRI,” ajak Anis dalam keterangan pers yang diterima awak media, Sabtu (24/4).
Anis berharap KRI Nanggala 402 segera ditemukan dan seluruh awak berhasil diselamatkan. “Kita berharap KRI Nanggala 402 segera ditemukan dan para awak bisa diselamatkan. Semoga Allah SWT memberikan jalan terbaik. Aamiin Ya Robbal Alamin. Pray For Nenggala 402!” doa Ketua Umum Partai Gelora ini.
Seperti diketahui, pencarian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di Perairan Bali mendekati terang dengan ditemukan titik magnet melayang secara signifikan yang diduga Nanggala, meski hanya ‘diam’. Titik magnet berkekuatan tinggi itu awalnya ditemukan KRI Pulau Rimau 724. Posisinya melayang di kedalaman kurang-lebih 50-100 meter. Kapal itu bisa berperan besar karena mampu memonitor bawah laut.
“Kita harapkan salah satu kapal yang punya peralatan mampu memonitor bawah laut, yaitu KRI Rigel yang sudah di perairan Utara Bali,” kata Kapuspen TNI Mayjen Achmad Riad dalam jumpa pers di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (23/4).
TNI mengerahkan 21 KRI untuk mencari Nanggala-402 beserta seluruh prajurit dan kru kapal, yang total-nya mencapai 53 orang. Bahkan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto ikut memantau langsung pencarian KRI Nanggala-402 dari atas KRI Suharso.
Selain itu ada 4 kapal lain dari kepolisian yang membantu pencarian, yakni Gelatik, Enggang, Barata, dan Balam. Keempat kapal itu disebut dilengkapi dengan ROV atau remotely operated underwater vehicle.
Negara-negara sahabat juga mengirimkan bantuan kapal seperti MV Swift Rescue (Singapura), Mega Bakti (Malaysia) yang masih dalam perjalanan, HMAS Ballarat dan Sirius (Australia), India dan pesawat Poseidon dari AS.
Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan oksigen di dalam kapal selam tersebut hanya tersedia sampai hari Sabtu (24/4/2021) pukul 03.00 WIB.
“Kemampuan oksigen KRI jika dalam kondisi yang diperkirakan black out seperti sekarang ini, mampu 72 jam. Kurang lebih 3 hari. Kalau kemarin hilang kontak jam 3, nanti bisa sampai Sabtu jam 3, sehingga 72 jam,” kata KSAL. (akhir)