Anis: Baiknya Pemerintah Serap Beras Petani, Bukan Buka Keran Impor

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Indonesia Muhammad Anis Matta berharap Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak membuka impor beras saat petani dalam negeri memasuki masa panen raya seperti Maret-April tahun ini.

Pemerintah diminta lebih banyak menyerap gabah atau beras produksi petani lokal dari pada melakukan impor beras. “Kurun Maret-April 2021, petani dalam negeri memasuki masa panen raya. Seharusnya Pemerintah menyerap beras produksi petani lokal,” kata Anis dalam keterangan pers yang diterima awak media, Sabtu (27/3).

Menurut Anis, Badan Pusat Statisik (BPS) telah memperkirakan produksi beras lokal sepanjang Januari-April 2021 mencapai 14,54 juta ton, naik 26,84 persen (3,08 juta ton) dari periode sama tahun lalu 11,46 juta ton. “Melihat data BPS itu, keputusan impor sangat tidak bijak dilakukan Pemerintah,” kata Anis.

Pemerintah diminta lebih sensitif terhadap nasib para petani ketika masa panen raya, dimana harga gabah di tingkat petani trennya menurun. “Impor beras tentunya menekan harga gabah petani pada saat ini,” ujar politisi senior yang juga Wakil Ketua DPR RI 2009-2014 tersebut.

Ditegaskan,meski belum memasuki puncak panen raya, harga gabah di tingkat petani saat ini dalam tren penuruna. Misalnya, di Ngawi, Jawa Timur dan Demak (Jawa Tengah) harga rata-rata Gabah Kering Giling (GKP) dibawah Rp 4.000 per kilogram.

Kemudian di Kroya, Indramayu, Jawa Barat harga gabah kering panen (GKP) berkisar Rp 3.000-Rp 3.500 per kilogram. “Harga gabah berada di bawah acuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) di tingkat petani yang Rp 4.200 per kilogram,” kata laki-laki kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini.

Anis berpendapat, kebijakan impor beras yang diputuskan Pemerintah di awal tahun sangat tak tepat. Jika memang terjadi shortfall ketersediaan beras, dari sudut pandang kebijakan publik Pemerintah memutuskan impor atau tidak harusnya dilakukan Juli atau Agustus. “Sebab itu, kebijakan pemerintah mengimpor beras tidak tepat baik dari segi perancanaannya maupun keputusannya,” tegas Anis.

Yang diperlukan saat ini, kata Anis, pemerintah menyerap gabah petani lokal untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) ketimbang impor.
“Dan, patut diingat hingga Mei mendatang Indonesia masih memasuki masa panen,” d emikian Muhammad Anis Matta. (akhir)

beritalima.com

Pos terkait