JAKARTA, Beritalima.com– Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga ekonom, Dr Hj Anis Byarwati mengatakan, Bank Syariah Indonesia (BSI) harus besar tetapi tidak melupakan akarnya.
Pesan itu disampaikan anggota Komisi XI DPR RI membidangi Keuangan, Perbankan dan Pembangunan ini dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (24/7) terkait dengan target BSI 10 besar Bank Syariah Global 2025. BSI memproyeksikan pada periode itu kapitalisasi pasar BSI telah mencapai 7,5-8 miliar dolar AS.
“BSI jangan seperti beberapa waktu lalu yang berdampak Muhammadiyah akan menarik dananya jika tidak berpihak pada masyarakat kecil,” jelas Ketua DPP PKS bidang Ekonomi dan Keuangan itu memberi Anis catatan atas target tersebut.
Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI itu pada saat paparan BSI di Komisi XI, rasio pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sejak Desember 2020 (sebelum merger-red) hingga Maret 2021 hanya meningkat 0,23 persen.
Bahkan, jika dilihat dari berdirinya BSI Februari 2021, porsi pembiayaan UMKM hanya naik 0,01 persen. “Kondisi ini seolah membenarkan merger Bank Syariah BUMN ini hanya melihat potensi dana masyarakat muslim saja tanpa mau tau kondisi ekonomi umat yang sebenarnya, sehingga enggan menyalurkan pembiayaan ke UMKM secara lebih ekspansif,” kata Anis.
Menurut wakil rakyat dari Dapil Jakarta Timur ini, saat krisis kesehatan akibat penyebaran Covid-19, BSI harusnya mampu menjawab tantangan, dengan membuktikan anggapan BSI tidak bersama umat tidak tepat.
“Perhatian BSI terhadap wafatnya lebih dari 500 ulama dan kyai misalnya, kurang memperlihatkan simpati berarti. Padahal para ulama inilah yang sangat membantu untuk membuat masyarakat muslim percaya kepada BSI sebagai tempat menempatkan dana,” Anis.
Anis menyanyangkan BSI sebagai sebuah lembaga keuangan bernafaskan syariah yang berorientasi pada maqoshid syariah, mestinya menhadirkan empati dan simpati terhadap hilangnya banyak nyawa rakyat di masa pandemi.
“Ini bisa dijadikan agenda kerja utama untuk membuktikan BSI adalah milik umat Islam dan bersama umat pula ketika menghadapi masa sulit seperti sekarang. Umat Islam bukan hanya sebatas potential market semata,” kata dia.
Pemegang gelar Doktor Ekonomi Syariah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini menekankan pendekatan BSI dalam rangka mencapai target 10 besar bank syariah global akan mudah tercapai bila bersinergi dengan umat dan menjalankan strategis bisnis yang unik, berbeda dengan pola bank konvensional.
“Dengan membuat diferensiasi maka BSI akan tampak lebih unggul dibandingkan layanan lainnya, segala yang unik dan berbeda akan memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen.”
Menurut Anis, BSI harus bisa mensinergikan progress kegiatan merger-nya, tantangan bisnis yang berat dan mewujudkan keberpihakan kepada permasalahan umat, dengan tetap menjaga sustainabilitas kondisi keuangan perusahaan dan keberkahan. (akhir)