JAKARTA, Beritalima.com– Ketua bidang Ekonomi dan Keuangan Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS), Dr Hj Anis Byarwati mengaku senang dan terinspirasi dengan gerakan filantropi berupa sumbangan keluarga pengusaha dari Aceh, Akidi Tio.
“Sumbangan Rp 2 triliun itu mengingatkan saya ketika rakyat Aceh menyumbangkan uang dan emasnya untuk membeli pesawat Seulawah yang menjadi cikal bakal berdirinya maskapi penerbangan kebanggaan anak bangsa, Garuda Indonesia,” ungkap politisi senior ini kepaa awak media di Jakarta, Kamis (29/7).
Menurut anggota Komisi XI DPR RI ini, peristiwa itu seharusnya dapat dijadikan sebagai momentum untuk melakukan gerakan amal nasional guna menghadapi bencana wabah Covid-19.
“Untuk itu, Pemerintah bergerak cepat mengkoordinir para pengusaha besar nasional guna memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan menjadikan keluarga almarhum Akidi Tio sebagai inspirasi, jangan hanya berhenti disitu” kata Anis.
Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), simpanan dengan nilai diatas Rp5 miliar mengalami kenaikan paling besar dibandingkan dengan simpanan bernominal dibawahnya.
“Dalam satu tahun, simpanan bernilai diatas Rp5 miliar naik hingga 15,8 persen, hampir tiga kali lipat jika dibanding dengan simpanan bernilai dibawah Rp100 juta yang dimiliki 355 juta rekening,” kata Anis.
Menurut Anis yang juga ekonom itu, ini menunjukkan kesenjangan kekayaan yang jauh dan belum ada mekanisme yang cukup kuat memaksa pemilik dana jumbo ini untuk turut tanggung renteng menghadapi bencana Covid-19.
Menurut Anis, kegiatan filantropi dalam ekonomi syariah adalah bagian kajian utama, berbeda dengan ekonomi konvensional yang menggunakan pendekatan trickle down effect sebagai alat distribusi kekayaan.
“Ekonomi Syariah berpandangan, ketimpangan antara kaya dan miskin harus menjadi pertimbangan utama dalam membangun perekonomian. Itu sebabnya zakat menjadi satu dari rukun agama dan posisinya dalam al-Quran selalu bersanding dengan perintah solat,” kata dia.
Wakil rakyat dari Dapil Jakarta Timur tersebut menyatakan ditengah keterbatasan keuangan negara dalam menyelesaikan pandemi yang hasilnya kurang optimal, maka momentum kesetiakawanan nasional ini harus betul-betul dapat direkayasa dengan baik.
“Jangan sampai muncul anggapan Indonesia memang menghadapi wabah virus corona, tetapi pemerintah dan orang-orang kaya berada pada perahu yang berbeda dengan rakyat jelata,” papar dia.
Anis menghimbau gerakan kesetiakawanan nasional yang dimulai dari para konglomerat nasional ini kemudian harus diikuti dengan sumbangan para pejabat negara. “Harapannya agar keteladanan ini bergulir bagai bola salju diikuti kalangan menengah untuk membantu tetangga-tetangga terdekatnya yang kurang mampu,” demikian Dr Hj Anis Byarwati. (akhir)