JAKARTA, Beritalima.com– Individu sebagai bagian terkecil dari sistem penanganan dan pengelolaan kesehatan nasional merupakan faktor penting dalam mencegah dan memerangi masalah pandemi virus Corona (Covid-19).
Sebab itu, kata Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta penanganan pandemi Covid-19 yang sudah sangat kompleks membutuhkan penguatan serta perbaikan secara terus menerus melalui emergency management.
Hal tersebut dikatakan Anis dalam sabutan sebelum membuka diskusi Gelora Talks bertajuk ‘Covid-19 Mengganas: Siapkah Sistem Kesehatan Nasional Menghadapinya?’ di Media Centre Gelora Indonesia Jalan Taman Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (1/7) petang.
Hadir secara fisik sebagai pembicara dalam diskusi tersebut, Brigjen (purn) TNI Dr Alexander K Ginting (Anggota Satgas Nasional Penanganan Covid-19), Harif Fadhillah (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dan Zicky Yombana (Ketua Bidang Kesehatan DPN Partai Gelora).
Selain itu, pembicara yang hadiri secara virtual Hamdi Muluk (Dosen Psikologi Universitas Indonesia), KH Cholil Nafis (Ketua MUI), dan Siti Fadhilah Supari, Menteri Kesehatan periode pertama (2004-2009) Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dengan kondisi saat ini dimana terjadinya ledakan kasus panularan virus Corona, ungkap Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) 2009-2014 tersebut, dapat dijadikan momentum untuk menumbuhkan solidaritas nasional melawan pandemi Covid-19.
“Semangat kolaborasi harus kita bangun dalam penanganan masalah ini. Mari kita berhenti saling menyalahkan, tapi membangun untuk semangat berkontribusi, semangat solidaritas karena pada akhirnya kita juga yang bisa menjadi korban dan pada akhirnya kita juga yang bisa menyelsaikan masalah yang sedang kita hadapi ini,” kata politisi senior ini.
Lebih jauh, pria kelahiran Welado, Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968 tersebut mengatakan, upaya menumbuhkan solidaritas nasional dan semangat berkolaborasi menjadi cara efektif untuk memerangi masalah penularan pandemi Covid-19.
Dikatakan, ada dua pendekatan yang disampaikan Anis dalam menyikapi persoalan pandemi yang berasal dari Kota Wuhan, Provindi Hubei, China tersebut. Pertama dari perspektif keagamaan.
Anis meminta agar para pemuka agama dapat meyakinkan umat, semua penyakit yang muncul itu pada dasarnya juga ada obatnya. “Saya menganggap penting sisi pendekatan keagamaan ini karena agama adalah sumber optimisme,” tegas dia.
Pendekatan kedua dari perspektif geopolitik yang sangat tinggi. Anis mengatakan, virus Corona yang datangnya dari negeri China, di sisi lain bangsa Idonesia menggunakan vaksin dari China. “Makna geoplitiknya, kita ini korban dan di waktu bersamaan kita menjadi konsumen. Ini menyakitkan sebagai suatu fakta,” kata dia.
Anis berpandangan, ada perlombaan luar biasa dari negara-negara di Eropa, Amerika, Rusia dan China, misalnya dalam memproduksivaksin. Ke depan, sangat mungkin industri vaksin Covid-19 akan menjadi leading industri di masa mendatang. “Ini juga akan menjadi persolaan geopolitik.”
Alexander menekankan pentingnya pembahanan di sektor hulu dalam menangani penularan kasus Covid-19 yang semakin memburuk. Sektor hulu dimaksud adalah otoritas terkecil dari lingkup komunitas di masyarakat yaitu keluarga. “Yang harus dibereskan itu sektor di hulu. Tujuannya adalah untuk memisahkan orang yang terinfeksi atau sudah terkonfirmasi Covid.”
Setelah keluarga, simpul-simpul lainnya di masyarakat mulai dari lingkup RT, RW, hingga kelurahan. Di sisi lain, Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan juga menjadi sangat penting. “Puskesmas bisa dimaksimalkan agar masyarakat tidak melakukan kontak langsung, juga tracing. Puskesmas harusnya bisa mendampingi mereka yang melakukan isolasi mandiri.”
Siti Fadhilah mengatakan, pendekatan scientific atau ilmiah menjadi hal nomor satu. “Untuk mengetahui pandemi ini jumlahnya meledak karena apa? Jawabanya harus secara ilmiah. Dengan statistik,” tegas menteri yang suskses menangani flu burung ini.
Kalau sekarang fakta jumlah kasus penularan Covid-19 melonjak tajam akan diketahui secara pasti pemetaannya. Misal, mobiltas penderitanya seperti apa, mengapa malah meningkat. “Saya yakin, kita bisa mengatasi dengan baik. Tapi mengatasinya jangan dengan kira-kira. Kita harus mengetahui betul persoalannya,” demikian Siti Fadilah Supari. (akhir)