JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta mengatakan, kita baru saja 2020, tahun pembuka dari sebuah krisis yang diperkirakan akan berlangsung panjang dan bersifat multidimensi.
“Sekarang kita memasuki tahun kedua dari krisis akibat wabah pandemi virus Corona (Covid-19). Kita belum menyentuh titik nadir perjalanan krisis ini. Karena itu, inilah momen terbaik bagi seluruh elemen bangsa untuk rekonsiliasi, sehingga kita bisa berkonsolidasi menghadapi tantangan yang lebih besar lagi,” kata Anis Matta dalam keterangan pers, Sabtu (2/1).
Ancaman keresahan sosial akibat tekanan ekonomi saat ini, ungkap Anis, bisa saja tidak terkendali dan akan menimbulkan himpitan hidup semakin berat dan memprihatinkan. “Karena itu, kita membutuhkan jaring-jaring sosial kuat yang dibangun dari rekonsiliasi dan komunikasi terbuka dari seluruh elemen bangsa,” kata politisi senior ini.
Di tengah semua itu, Anis berharap, ada upaya terus saling menguatkan, bahwa demokrasi hak mendasar yang tidak boleh dihilangkan. Perbedaan pendapat harus diselesaikan dalam koridor hukum, bukan pendekatan kekuasaan. Sebab, pendekatan kekuasaan melemahkan sendi demokrasi.
Mantan Wakil Ketua MPR RI ini mengajak semua pihak fokus mencari peluang, sehingga bisa berbuat dan memperbaki krisis agar berakhir. “Apa yang bisa kita kontribusikan agar situasi lebih baik? Apa kolaborasi yang bisa kita bangun bersama? Itulah fokus dan spirit kita di tahun ini.”
Laki-laki kelahiran Bone, Sulawesi Selatan ini menyerukan semua pihak untuk berdoa agar bangsa Indonesia dilindungi dan segara diberikan jalan keluar dari krisis ini melalui hikmah dan pengetahuan, serta menjaga keutuhan bangsa. “Semoga Allah SWT mengabulkan doa kita. Kepada Mu kami menyembah, dan hanya kepada Mu kami minta pertolongan. Aamiin,” panjat Anis Matta.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah menilai, tahun ini sebagai tahun ketiga menjelang Pemilu 2024, perlu mendapat perhatian serius. Ini diharapkan bisa menjadi upaya semua pihak untuk memperbaiki diri sendiri, sebelum memperbaiki masyarakat, bangsa dan negara.
“Saat pandemi ini kita melakukan sosial distancing atau menjaga jarak dengan orang lain. Nah, di 2021 kita perlu berusaha sosial distancing di sosial media, menjaga jarak dari keributan di sosial media. Tidak berguna kita ribut terus, mari kita reorientasi cara berinteraksi di sosial media,” kata Fahri.
Wakil Ketua DPR RI 2014-2019 tersebut menegaskan, untuk melakukan perubahan itu, harus dimulai dari diri sendiri, bukan dari orang lain dengan cara memulainya dari hal-hal kecil yang tidak memerlukan bantuan orang lain, apalagi bantuan masyarakat atau negara.
Selain itu, negara terkadang tidak bisa diandalkan untuk melakukan hal ini, karena mengalami krisis kepercayaan. Tahun ini, kita memulai dari diri sendiri karena tidak terlalu banyak yang dapat diandalkan di luar sana.
“Politisinya tidak bisa diandalkan, pejabatnya dari semua tingkatkan juga tidak bisa diandalkan, dan pemerintah kadang-kadang juga tidak bisa diandalkan. Karena itu, kita harus mengandalkan diri sendiri, kita mulai dari diri kita sendiri,” tandas Fahri
Dikatakan, setelah terlibat melakukan perbaikan di masyarakat yang hanya butuh keluangan waktu agar bisa mengakrabkan diri dengan lingkungan sekitarnya. Baru setelah itu, mulai berpikir untuk memperbaiki bangsa dan negara agar bisa keluar dari krisis saat ini.
“Negara, bangsa, masyarakat dan diri kita memerlukan perbaikan. Memasuki 2021, saya mengajak kita semua untuk mensistematis lagi cara kita bertindak dan cara kita hidup. Barulah orang berpikir memperbaiki negara,” demikian Hamzah Fahri. (akhir)