Anis: Persoalan Bangsa Indonesia Terlalu Besar Diselesaikan Otak dan Pikiran Satu Orang

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta mengatakan, bangsa Indonesia belum bisa bergerak maju untuk memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki karena sibuk dengan ‘pekerjaan rumah’ sehingga lupa melihat ke dunia luar yang sedang menuju pembentukan keseimbangan baru.

Energi bangsa Indonesia, jelas mantan Wakil Ketua DPR RI tersebut dalam siaran pers yang diterima awak media, Sabtu (20/6), terserap bermacam-macam konflik yang tidak perlu, dan justru menciptakan pembelahan dan polarisasi masyarakat sehingga membuat kekuatan bangsa Indonesia melemah.

Menurut laki-laki kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968 itu, bangsa Indonesia untuk bergerak maju memerlukan tiga fitur utama dalam masyarakat Indonesia sehingga tercipta daya dorong kuat yaitu efektif, inovatif dan kolaboratif.

Saat ini, lanjut Anis, energi bangsa Indonesia banyak dihabiskan untuk konflik internal dan sosial di masyarakat, sehingga tidak efektif. Karena itu, diperlukan menumbuhkan kembali semangat persaudaraan, mendorong lahirnya pemimpin-pemimpin berjiwa besar yang mampu menginspirasi bangsanya bergerak, bukan dengan kekuatan pemaksa dan otoritas. “Jadi, kita perlu menumbuhkan lahirnya masyarakat efektif dengan menciptakan kembali ‘energi sosial’ yang akan menjadi tenaga penggerak bangsa ini untuk maju,” terang Anis.

Mengenai inovatif, kata Anis, tak selalu kaitannya dengan temuan-temuan ilmiah dalam dunia sains, tapi juga metode baru memecahkan persoalan masyarakat. “Kita perlu mendorong lahirnya masyarakat berpengetahuan (knowledge society), masyarakat yang ditandai pemerataan pendidikan tinggi, pemanfaatan pengetahuan dan inovasi sebagai faktor utama dalam penciptaan kemakmuran, mendahului faktor produksi klasik lainnya.”

Anis berharap, individu dan komunitas mendorong terwujudnya masyarakat berpengetahuan di Indonesia. Namun, untuk mewujudkannya dalam skala yang lebih luas dan waktu yang relatif lebih singkat, kebijakan pemerintah jauh lebih berpengaruh. “Kebijakan terencana dengan dukungan anggaran yang lebih pasti, akan membuat proses pencapaian tujuan dapat dilakukan dengan lebih efektif,” ungkap dia.

Terkait kolaboratif, Anis menegaskan, persoalan bangsa ini terlalu besar untuk diselesaikan otak dan pikiran satu orang. Karena itu, dibutuhkan semangat kolaborasi sesama anak bangsa. “Kita tidak perlu menunggu seorang ‘superman’ atau juru selamat untuk datang menyelesaikan berbagai persoalan kita,” tegas Anis.

Bangsa ini, jelas deklarator partai Gelora Indonesia ini, memiliki otak-otak cerdas dan bakat-bakat hebat yang tersebar di berbagai penjuru negeri. “Lihat saja prestasi-prestasi luar biasa pelajar dan mahasiswa Indonesia yang mengikuti kompetisi global, tidak kalah dari negara maju.”

Yang belum dilakukan bangsa ini, kata Anis, mempertemukan otak dan bakat-bakat hebat itu dalam semangat kolaborasi untuk kepentingan bangsa Indonesia. Potensi berserakan ini perlu diwadahi negara, dengan menyediakan ruang-ruang kolaborasi dan penghargaan terhadap kontribusi serta karya-karya mereka.

“Dengan hadirnya masyarakat yang efektif, inovatif dan kolaboratif, kita telah menciptakan suatu budaya baru. Budaya yang menjadi modal besar bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh menjadi negara maju, melengkapi modal bonus demografi dan kekayaan alam. Mimpi untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan kelima dunia akan sangat mungkin terwujud di masa depan,” demikian Muhammad Anis Matta. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait