Anis: Regulasi Keamanan Nasional Harus Bisa Ikuti Kemajuan Teknologi

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Muhammad Anis Matta menegaskan, regulasi mengenai keamanan nasional di era digital seperti saat ini tidak bisa mengimbangi kemajuan teknologi yang sedemikian pesat.

Begitu satu regulasi selesai, muncul teknologi yang juga membutuhkan regulasi baru sehingga diperlukan reformasi secara keseluruhan dalam sistem pertahanan. Soalnya, regulasi tidak pernah bisa mengikuti.

“Kita baru selesai dari regulasi, satu teknologi baru sudah lahir dan membutuhakn regulasi baru lagi. Ini yang saya maksud, kenapa kita membutuhkan reformasi dalam pertahanan secara keseluruhan,” kata Anis dalam keterangan pers yang diterima awak media awal pekan ini.

Menurut politisi kelahiran Welado, Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968 tersebut, reformasi sistem pertahanan harus dilakukan karena perang masa depan bukan lagi perang secara fisik, tetapi sosial yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan kemajuan teknologi, seperti pencurian data strategis.

“Yang menciptakan teknologi, Amerika Serikat juga tak luput dari pencurian data saat Pilpres lalu. Bahkan ilmuwan nuklir Iran, Fahrizadeh tahun lalu dibunuh, dan pemerintah Iran mengumumkan seluruh data nuklir mereka dicuri,” kata politisi 53 tahun tersebut.

Untung, lanjut Anis, Indonesia saat ini tidak memiliki negara yang menjadi musuh secara spesifik, hanya sekedar korporasi-korporasi kecil yang pekerjaanya memang melakukan pencurian data untuk kepentingan pribadi, seperti pencurian 279 data di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

“Tetapi supaya kita memandang persoalan ini, harus secara strategis dan bersikap jangka panjang karena pembobolan seperti ini, resiko permanen yang akan selalu ada. Sehingga kita perlu melakukan pendekatan baru dalam sistem dan strataegi pertahanan kita secara keseluruhan,” kata dia.

Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) 2009-20214 ini menilai apabila tidak melakukan antisipasi dengan sistem dan strategi pertahanan baru, bukan musthail pembobolan data yang lain terjadi, bisa data militer, kepolisian atau data strategis lainnya.

“Kita belum kebayang saja, kalau data militer, kepolisian dan seterusnya. Ini semua bobol. Untungnya, kita juga tidak punya senjata nuklir, tiidak ada instalasi yang strategis banget, yang dicuri baru data BPJS,” kata Anis.

Dia berharap Pemerintah bisa melakukan ‘peramalan tren teknologi’ ke depan mulai dari sekarang, baik dari sudut pandang kehidupan sosial, ekonomi, politik, militer dan lain-lain. Sehingga Indonesia memiliki independensi dalam sistem pertahanan, karena didukung teknologi terbaru

“Kita pada satu kesimpulan mendudukkan masalah pembobolan data ini secara lebih komprehensif. Dan dari sisi pertahanann kita perlu merumuskan satu sistem dan strategi pertahanan baru, paling tidak Indonesia memiliki indepedensi dalam keamanan digitalnya,” kata politisi yang pernah tiga periode menjadi wakil rakyat ini.

Karena itu, Anis Matta berharap regulasi yang dibuat bisa mencakup kemajuan teknologi saat ini dan masa depan. Sehingga ketika muncul teknologi baru, regulasi yang ada bisa digunakan.

“Kita di Gelora Indonesia ini ingin melemparkan isu ini supaya mengubah perbicangan publik kita dan berbicara dengan masalah serius seperti ini,” demikian Muhammad Anis Matta. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait