Antrian Ambulan di Pemakaman Keputih Seperti Terminal

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com |
Lonjakan kasus Covid-19 dengan berbagai varian yang menginfeksi manusia, menimbulkan tingkat kematian yang tinggi. Hal tersebut dipicu oleh berbagai aspek, salah satunya adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, baik berupa 3 M ( Memakai Masker, Mencuci tangan menggunakan sabun, Menjaga Jarak), maupun asupan makanan bergizi yang akhir-akhir ini sulit didapatkan.

Menanggapi polemik tersebut, anggota DPRD provinsi Jatim Hj Lilik Hendarwati mengungkapkan,
Kenaikkan pandemi covid makin terasa, ketika kesediaan bed di RS makin tidak ada. Ditambah dengan sejumlah pasien yang terpaksa tidak mendapatkan pertolongan dan berada di antrian yang makin panjang.

“Saya merasa sangat prihatin, berita kematian silih berganti datang. Beberapa hari mengawal advokasi kesehatan tidak berhenti, masih juga karena penyakit ini.Tidak boleh terus begini!,” tegas politisi PKS ini.

Anggota fraksi Keadilan Bintang Nurani ini menceritakan, dalam beberapa hari terakhir, pihaknya meninjau lokasi pemakaman Keputih. Antara sedih, miris, kaget, kecewa, tumplek blek jadi satu.

“Setiap menit ada ambulan datang mengantarkan jenazah yang akan dimakamkan. Dalam 1 hari warga yang meninggal jumlahnya antara 130-180 orang. Ya Allaaaah,” tuturnya dengan suara menahan kesedihan.

Bendahara DPW PKS Jatim ini menambahkan, selama ini, imagenya kuburan terkesan seram dan menakutkan. Tapi Lilik mengaku bahwa saat berada di lokasi pemakaman Keputih, meskipun malam hari, sepanjang jalan masuk menuju makam terang benderang, diterangi oleh PJU. Sehingga para pengantar jenazah tidak bergidik, bahkan antrian Ambulan yang mengantarkan jenazah, mirip terminal. Saking banyaknya. 1 unit Ambulan bisa mengantarkan jenazah 5-8 kali.

“Mari terus peduli, Peduli dengan diri, keluarga dan orang lain, tetap patuhi protokol kesehatan. Mulai dari diri kita sendiri.!,” ajaknya.

“Kasihan para nakes kita yang tidak berhenti di garis depan pertolongan, mereka butuh istirahat, mereka juga memiliki anak dan keluarga. Doa dan apresiasi kami untuk mereka yang tak lelah dan henti mengorbankan diri, melayani dan membantu pasien tiada henti,” pungkasnya.

Semangat sehat, semangat peduli!!! (yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait