Oleh:
DR.dr.Robert Arjuna FEAS *
Saya sempat terkejut saat menjumpai Bu Tuti Aminah yang sudah 10 tahun tak ketemu, badannya kurus kering dan suara serak,katanya susah menelan dan sakit kanker Kerongkongan atau disebut Cancer Naso pharynx dan sedang menjalani kemoterapi,
Kanker nasofaring disebut juga kanker hidung dalam bahasa Indonesia. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah yang dipakai adalah “nasopharyngeal cancer” atau sering disingkat sebagai “NPC”. Kanker nasofaring adalah pertumbuhan abnormal jaringan dalam nasofaring. Nasofaring adalah area di belakang hidung, tepat di atas mulut dan tenggorokan. Pertumbuhan abnormal terjadi ketika sel-sel dalam nasofaring membelah secara tidak terkendali dan menghasilkan jaringan ekstra atau tumor. Tumor nasofaring ini dapat bersifat jinak (nonkanker) atau ganas (kanker).
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Karsinoma adalah kanker yang berasal dari sel-sel epitel dinding dalam dan luar nasofaring. Nasofaring adalah bagian atas tenggorokan (faring) yang terletak di belakangan hidung. Nasofaring berbentuk seperti sebuah kotak berongga dan terletak di bagian lunak atap mulut (soft palate) dan terletak di belakang hidung. Menurut American Cancer Society, Karsinoma Nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang paling sering tumbuh di daerah nasofaring. Secara umum, kanker nasofaring adalah jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit – langit rongga mulut. Di bagian THT, kanker nasofaring merupakan keganasan paling banyak atau tertinggi di seluruh yang banyak mengenai laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan 3:1 atau 2,5:1. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor etiologi seperti merokok, alkoholisme, genetik, polusi, asap pembakaran, konsumsi makanan yang dibakar, makanan yang diawetkan dengan cara diasinkan, diasap, ataupun formalin dan adanya Epsteinbar Virus (EBV) atau virus yang bisa ditemukan di daerah nasofaring yang berhubungan langsung dengan kanker nasofaring.
KANKER NASOPHARYNX
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Karsinoma adalah kanker yang berasal dari sel-sel epitel dinding dalam dan luar nasofaring. Nasofaring adalah bagian atas tenggorokan (faring) yang terletak di belakangan hidung. Nasofaring berbentuk seperti sebuah kotak berongga dan terletak di bagian lunak atap mulut (soft palate) dan terletak di belakang hidung.
Menurut American Cancer Society, Karsinoma Nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang paling sering tumbuh di daerah nasofaring. Secara umum, kanker nasofaring adalah jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit – langit rongga mulut. Di bagian THT, kanker nasofaring merupakan keganasan paling banyak atau tertinggi di seluruh yang banyak mengenai laki-laki dibandingkan perempuan dengan perbandingan 3:1 atau 2,5:1. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor etiologi seperti merokok, alkoholisme, genetik, polusi, asap pembakaran, konsumsi makanan yang dibakar, makanan yang diawetkan dengan cara diasinkan, diasap, ataupun formalin dan adanya Epsteinbar Virus (EBV) atau virus yang bisa ditemukan di daerah nasofaring yang berhubungan langsung dengan kanker nasofaring.
Kanker nasofaring adalah kanker yang menyerang jaringan di nasofaring. Kanker ini umumnya tumbuh sebagai kanker ganas. Di antara jenis kanker yang menyerang kepala dan leher, kanker nasofaring merupakan salah satu yang paling sering terjadi.Nasofaring merupakan salah satu bagian dari tenggorokan. Posisinya terletak di belakang rongga hidung dan di balik langit-langit mulut. Ketika terkena kanker nasofaring, seseorang dapat mengalami gejala berupa gangguan dalam berbicara, mendengar, atau bernapas. Angka penderita kanker nasofaring atau “nasopharyngeal carcinoma” (NPC) di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Saat ini kanker nasofaring menduduki posisi lima besar kanker ganas yang paling banyak diderita di Indonesia.
PENYEBAB :
Penyebab kanker nasofaring pada dasarnya adalah mutasi DNA dari sel-sel dalam nasofaring yang pemicunya belum diketahui secara pasti.
FAKTOR RESIKO ;
1. Infeksi Epstein-Barr Virus (EBV)
2. Dijumpai pada etnis Tionghoa (khususnya orang Kanton)
3. Pria berusia antara 20 hingga 50 tahun.
4. Kanker nasofaring juga dikaitkan dengan kebiasaan makan tertentu. Misalnya, kanker nasofaring sangat umum di daerah Asia, Afrika utara, dan wilayah kutub. Semua area ini memiliki ciri pola makan yang kadar garamnya tinggi dengan ikan dan daging yang difermentasi.
5. Kebiasaan merokok.
6. Sering mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam
7. Memiliki keluarga dengan riwayat kanker nasofaring
8. Memiliki riwayat gangguan telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), seperti rhinitis, otitis media, dan polip hidung
9. Sering terpapar bubuk kayu atau bahan kimia formaldehida
GEJALA KANKER NASOPHARYNX:
1. Hidung tersumbat dan terasa penuh.
2. Hidung berdarah yang berulang kali.
3. Dahak berdarah dari hidung dan tenggorokan.
4. Gangguan penglihatan seperti buram.
5. Gangguan pendengaran, sakit telinga, keluar cairan dari telinga, kehilangan pendengaran atau tinnitus (seperti berdenging) yang biasanya hanya memengaruhi satu telinga.
6. Sulit menelan, berbicara (termasuk suara serak), atau bernapas.
7. Benjolan di leher atau pada hidung.
8. Tenggorokan perih yang berkepanjangan.
9. Sakit kepala yang berulang kali.
10. Nyeri pada wajah atau wajah mati rasa.
11. Kelelahan.
12. Kehilangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
13. Telinga berdengung (tinnitus) atau terasa tidak nyaman
14. Gangguan pendengaran
15. Infeksi telinga yang berulang
16. Sakit kepala
17. Tenglihatan kabur atau berbayang
18. Kesulitan membuka mulut
19. Mati rasa di wajah
20. Sakit tenggorokan
STADIUM KANKER NASOPHARYNX
1. Stadium 0 atau kanker in situ. Menggambarkan terdeteksinya sel abnormal yang berpotensi menjadi kanker dan dapat menyebar ke jaringan sekitar.
2. Stadium 1. Sel abnormal telah berubah menjadi kanker atau menyebar ke jaringan sekitarnya seperti orofaring atau bagian tenggorokan di balik rongga mulut.
3. Stadium 2. Kanker sudah menyebar ke satu kelenjar getah bening atau lebih, yang terletak di leher atau di balik faring (saluran di antara trakea dan hidung).
4. Stadium 3. Kanker telah merambat ke tulang dan organ sinus terdekat.
5. Stadium 4. Kanker sudah menyebar ke jaringan atau organ tubuh yang terletak cukup jauh dari nasofaring, seperti paru-paru atau tulang selangka
DIAGNOSA PENUNJANG
1. Pemeriksaan fisik
2. Nasofaringoskopi
3. Biopsi
4. Foto Rontgen
5. MRI
6. Positron Emission Topography (PET) scan
PENGOBATAN
1. Kemoterapi yang menggunakan satu atau kombinasi obat sitotoksik yang diedarkan dalam aliran darah dan secara cepat membunuh sel-sel yang tumbuh, termasuk sel yang sehat. Metode ini juga meredakan gejala kanker hidung.
2. Diseksi leher, jika kanker nasofaring sudah menyebar ke nodus limfa di sekitarnya, untuk mengangkat nodus limfa kanker, setelah melakukan reseksi tumor primer.
3. Terapi radiasi, adalah bentuk perawatan kanker nasofaring yang paling umum digunakan. Terapi ini dilakukan dengan cara berbeda:
4. Brakiterapi, dengan menggunakan tali logam tipis yang mengandung bahan radioaktif untuk mengantarkan radiasi ke sel kanker.
5. Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT), metode radiasi yang memungkinkan pengantaran berkas radiasi secara tepat dengan panduan komputer untuk membunuh sel-sel kanker, seraya menyelamatkan jaringan sehat di sekitarnya.
6. Radioterapi, dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker dan meredakan gejala kanker nasofaring yang biasanya dilakukan pada stadium awal.
Komplikasi akibat kanker nasofaring dapat memengaruhi organ dan jaringan di sekitarnya secara langsung seperti tulang, tenggorokan, otak, dan saluran napas – di samping kemungkinan penyebaran kanker ke organDemikian sekilas 8nfo, semoga bermanfaat.mari hidup dengan pola segat dan teratur.
RobertoNews1606 《17.10.22(07.30)》
• Praktisi Dokter & Penuk7s Ilmu Kesehatan