APA ITU PENYAKIT HERPES,BAHAYAKAH ?

  • Whatsapp

Oleh :
DR.dr.Robeet Arjuna FEAS*
Seorang laki dewasa yang sebulan lalu ada luka lepuh di sekitar bibir dan dianggap ini adalah sariawan biasa, sembuh sendiri namum kini timbul deman tinggi,kaku kuduk oleh dokter ini sakit meningitis tanpa lumbalpunksi,walaupun hasil lab sebelumnya telah menyatakan Herpes Simplek yakni anti HSV1 dan anti HSV2 positip. Apa tak salah diagnosa ?
Herpes adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi virus herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka lepuh, atau luka terbuka yang berair.ada berbagai macam tipe Herpes ;Herpes simplex virus (HSV) dan varicella-zoster virus (VZ) adalah jenis virus herpes yang umum menyerang manusia.

Virus herpes dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Adanya riwayat kontak dengan penderita infeksi virus ini dan daya tahan tubuh yang sedang lemah adalah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi virus herpes.

Virus herpes terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu
1. Alpha (α) herpesvirus
2. Beta (β) herpesvirus,
3. Gamma (γ) herpesvirus.
Dari tiga kelompok tersebut, ada delapan jenis virus herpes yang dapat menginfeksi manusia, yaitu:
• Herpes simplex virus tipe 1 (HSV 1)
• Herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2)
• Epstein-Barr virus (EBV)
• Varicella-zoster virus (VZV)
• Cytomegalovirus (CMV)
• Herpesvirus 6 (HBLV)
• Herpesvirus 7
• Herpesvirus 8 sarkoma kaposi

PENYEBAB HERPES ;
Meski banyak jenis virus herpes yang dapat menyerang manusia, tetapi kelompok alfa herpesvirus lah yang paling sering menyebabkan infeksi. Beberapa jenis virus dari kelompok ini adalah:
1. Herpes simplex virus tipe 1 (HSV 1)
HSV 1 merupakan jenis virus herpes yang sering menyebabkan herpes oral (mulut) atau herpes labial (bibir). Akan tetapi, HSV 1 juga dapat menyebar dari mulut ke alat kelamin dan menyebabkan terjadinya herpes kelamin (genital) pada orang yang menerima seks oral dari penderita herpes oral.
HSV 1 dapat menyebar melalui kontak langsung dari penderita herpes ke orang yang sehat, misalnya lewat berciuman, berbagi pakai peralatan makan atau kosmetik bibir, seperti lipstik.
Pada sebagian besar kasus, HSV 1 ditularkan dari penderita HSV 1 yang tidak bergejala. Namun, risiko penularan akan lebih tinggi jika terjadi kontak dengan penderita yang mengalami luka terbuka akibat HSV 1.
2. Herpes simplex virus tipe 2 (HSV 2)
HSV 2 merupakan penyebab utama penyakit herpes genital. Infeksi virus ini bisa kambuh dengan frekuensi kekambuhan yang bervariasi pada tiap penderitanya.
Virus HSV 2 menular melalui kontak langsung dengan luka pada penderita herpes, misalnya saat berhubungan seksual. Pada kasus yang jarang terjadi, HSV 2 juga dapat ditularkan dari ibu kepada bayinya pada saat persalinan.
3. Varicella-zoster virus (VZV)
VZV merupakan virus yang menjadi penyebab cacar air (varicella) dan cacar ular (herpes zoster). Cacar air terjadi ketika virus varicella-zoster menginfeksi seseorang untuk pertama kalinya.
Sedangkan herpes zoster, atau dikenal juga dengan herpes kulit, terjadi saat virus VZV yang tidak aktif di dalam tubuh kambuh kembali. Seseorang juga bisa terinfeksi virus ini dari penderita herpes zoster.
VZV utamanya menular melalui kontak langsung dengan penderita cacar air. Infeksi virus ini dapat dikenali dengan timbulnya bintil kulit yang berisi cairan (vesikel). VZV juga bisa menular melalui kontak langsung dengan cairan yang ada di dalam vesikel atau percikan liur yang keluar saat penderita bersin atau batuk.
Biasanya, virus sudah berada di dalam tubuh penderita selama 7–21 hari sebelum ruam atau gejala lainnya muncul. Namun, penderita sudah dapat menularkan virus varicella-zoster ke orang lain sejak 48 jam sebelum munculnya ruam.

FAKTOR RESIKO TIMBUL HERPES
Herpes dapat menyerang siapa saja dalam semua kelompok usia. Akan tetapi, infeksi virus ini lebih rentan terjadi pada seseorang yang sering kontak dengan penderita herpes, seperti petugas medis atau anggota keluarga yang merawat pasien herpes.
Untuk jenis virus herpes simplex tipe 1 atau tipe 2, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terinfeksi virus ini:
1. Berjenis kelamin perempuan
2. Sering bergonta-ganti pasangan seksual
3. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat mengonsumsi obat tertentu atau menderita HIV/AIDS
4. Menderita penyakit menular seksual

FAKTOR RESIKO HERPES ZOSTER VIRUS
. 1. Berusia di bawah 12 tahun
2. Memiliki riwayat kontak langsung dengan penderita cacar air
3. Bekerja atau beraktivitas di sekolah atau fasilitas khusus anak-anak, terutama jika ada anak yang sedang mengalami cacar air
4. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, baik akibat penyakit maupun efek samping obat-obatan
5. Berusia 60 tahun ke atas
6. Memiliki riwayat cacar air sebelumnya
7. Menderita penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau kanker
8. Sedang menjalani kemoterapi, radioterapi, atau menggunakan obat imunosupresan

GEJALA HERPES :
1. Nyeri, gatal, atau terbakar: Ini adalah sensasi yang paling umum dirasakan di area yang terinfeksi.
2. Luka lepuh: Lepuhan berisi cairan yang muncul di kulit, bibir, atau genital.
3. Ruam kemerahan: Area kulit yang terkena tampak merah dan bengkak.
4. Demam: Beberapa orang mengalami demam sebagai bagian dari gejala awal.
5. Nyeri tubuh: Rasa nyeri atau pegal di seluruh tubuh juga bisa dialami.
6. Sakit kepala: Sakit kepala juga bisa menjadi gejala yang menyertai infeksi herpes.
7. Rasa lelah: Kelelahan atau kelelahan bisa menjadi gejala umum.
8. Nyeri saat buang air kecil: Ini bisa terjadi pada herpes genital.
9. Pembengkakan kelenjar getah bening: Pembengkakan kelenjar getah bening juga bisa terjadi, terutama di daerah yang terinfeksi.

KESIMPULAN BAHWA ;
1. Gejala infeksi HSV 1 atau herpes oral
1. Nyeri, gatal, rasa terbakar, atau tertusuk di bibir
2. Luka lepuh, lenting-lenting kecil, atau sariawan di bibir
3. Luka lepuh yang terasa nyeri sehingga mengganggu proses makan
2. Gejala infeksi HSV 2
1. Pembengkakan pada kulit kelamin atau area di sekitarnya yang terasa gatal, nyeri, dan disertai sensasi terbakar
2. Luka yang terasa nyeri di kemaluan, bokong, anus, atau paha
3. Nyeri pada saat buang air kecil (dysuria)
4. Keluarnya cairan dari vagina
5. Kulit penis kering, perih, dan gatal
3. Gejala infeksi VZV
1. Infeksi herpes zoster virus yang menyebabkan cacar air, akan timbul ruam kulit berisi cairan (vesikel) yang terasa gatal. Ruam ini dapat menyebar ke seluruh tubuh.
2, Sensasi panas, dan diikuti dengan munculnya lepuh di kulit.

DIAGNOSA LABORATORIUM HERPES
1. Pemeriksa fisik
2. Kultur virus
3. Pemeriksaan Tzank
4. Tes antibodi
Pemeriksaan anti HSV1 IgG dan IgM digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap virus herpes simplex tipe 1 (HSV1) dalam darah. IgG menunjukkan adanya infeksi lampau, sedangkan IgM menunjukkan infeksi aktif atau baru.

PEMERIKSAAN IgG dan IgM
1. Anti HSV1 IgG:
Antibodi IgG muncul setelah infeksi dan bisa bertahan seumur hidup.
A. Positif mengindikasikan seseorang pernah terpapar HSV1, baik dalam masa lalu atau saat ini.
Peningkatan IgG yang signifikan dalam interval waktu tertentu dapat mengindikasikan infeksi aktif atau infeksi baru.
B. Negatif menunjukkan belum pernah terpapar HSV1 atau tubuh belum mampu memproduksi antibodi terhadapnya.

1. Anti HSV1 IgM:
Antibodi IgM muncul lebih awal dalam infeksi dan biasanya menghilang setelah beberapa minggu.
A. Positif menunjukkan adanya infeksi baru atau aktif.
B. Negatif menunjukkan tidak ada infeksi aktif saat ini.
Jika IgG positif dan IgM negatif, kemungkinan besar infeksi HSV1 sudah lama dan tidak lagi aktif.

Kegunaan Pemeriksaan:
Mendeteksi Infeksi HSV1:Pemeriksaan membantu menentukan apakah seseorang pernah atau sedang terinfeksi HSV1. Membedakan Infeksi Lama dan Baru:Dengan memeriksa IgG dan IgM, dapat diketahui apakah infeksi HSV1 sudah lama terjadi atau merupakan infeksi yang baru.

ANTI HSV2 IgG dan IgM
Pemeriksaan anti HSV2 IgG dan IgM digunakan untuk mendeteksi infeksi Herpes Simplex Virus tipe 2 (HSV-2) atau herpes genital. IgG menunjukkan paparan sebelumnya atau infeksi lama, sedangkan IgM menunjukkan infeksi baru atau infeksi akut. Pemeriksaan ini penting untuk diagnosis, terutama pada wanita hamil dan bayi baru lahir, serta untuk orang dengan gejala berulang atau yang diduga baru terpapar HSV-2.
A. Anti-HSV2 IgG:
1. Mendeteksi: antibodi IgG terhadap HSV-2, yang muncul setelah infeksi dan dapat bertahan seumur hidup. denganTujuan:
2. Mendeteksi infeksi HSV-2 sebelumnya.
3. Mendeteksi infeksi akut atau baru.
4. Mendeteksi pada ibu hamil untuk mencegah penularan ke bayi.

Kapan direkomendasikan:
1. Wanita yang berencana hamil.
2. Ibu hamil yang belum pernah melakukan tes.
3. Bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi.
4. Orang dengan gejala berulang.
5. Orang yang diduga baru terpapar.

A. Anti-HSV2 IgM:
1. Mendeteksi:Antibodi IgM terhadap HSV-2, yang muncul sebagai respons awal terhadap infeksi. dengwn Tujuan:
2. Mendeteksi infeksi HSV-2 yang baru atau akut.
3. endeteksi pada bayi baru lahir yang diduga mengidap herpes neonatal.

Kapan direkomendasikan:
1. Pemeriksaan pada bayi baru lahir.
2. Orang yang diduga baru terpapar HSV-2.
3. Pada kasus herpes kongenital.

KOMPLIKASI HERPES SECARA UMUM:
1. Infeksi sekunder: Luka atau lepuh herpes dapat menjadi terinfeksi oleh bakteri lain, menyebabkan infeksi sekunder.
2.Kerusakan mata ;Herpes dapat menyebabkan kerusakan mata, termasuk keratitis (radang kornea) dan bahkan kebutaan.
3.Kerusakan sistem saraf :Herpes dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf, termasuk meningitis (radang otak) dan ensefalitis (radang otak).
4. Kerusakan kulit: Herpes dapat menyebabkan kerusakan kulit, termasuk luka atau lepuh yang besar dan sulit sembuh.
5. Psikologis &:erpes dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada beberapa orang.

Komplikasi pada Ibu Hamil
1. Penularan kepada jani: Herpes dapat ditularkan dari ibu hamil kepada janin, menyebabkan herpes neonatal.
2. Kelahiran prematu ;Herpes dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Komplikasi pada Bayi
1. Herpes neonata ; Herpes neonatal dapat menyebabkan kerusakan otak, mata, dan kulit pada bayi.
2. Kematian: Herpes neonatal dapat menyebabkan kematian pada bayi jika tidak diobati dengan baik.

Pencegahan Komplikasi
1. Pengobatan antivirus: Pengobatan antivirus dapat membantu mengurangi gejala dan frekuensi serangan herpes.
2. Menghindari kontak langsung Menghindari kontak langsung dengan luka atau lepuh yang terinfeksi dapat membantu mencegah penularan herpes.
3. Menggunakan kondom Menggunakan kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan herpes genital
Denganp panjang lebar kami uraikan semoga anda bisa mengetahui jenis Herpes dan gejalanyz serta petbedaan deteksi antiHSV1,2 IgG dan IgM serta pencegahan,semoga membanti.
RobertoNews1937《 5.5.25 (10.15)》
• Praktisi Dokter dan Penulis Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait