Jakarta, Pekan ini Curah hujan masih tinggi, dan biasanya setiap tahunnya Jakarta akan terjadi banjir, apalagi di tahun 2022 ini siklus 5 tahunan banjir di Jakarta akan kembali menggenangi Jakarta dan sekitarnya, beberapa langkah penanggulangan pemprov DKI sudah dibuat di era gubernur DKI Anies Baswedan, dari mulai membuat sumur resapan sampai pada Naturalisasi sungai Ciliwung, seberapa efektifkah langkah ini?, Dan apa kabar proyek penanggulangan banjir DKI yang digagas gubernur terdahulu Jokowi yaitu Proyek terowongan terpadu penanggulangan banjir atau yang dikenal Jakarta Integrated Tunnel?
Mari kita simak perkembangannya?, PT Antaredja Mulia Jaya (AMJ) selaku pemrakarsa Proyek Terowongan Terpadu penanggulangan banjir di DKI Jakarta telah meneken perjanjian kerja sama dengan PT Waskita Karya pada Senin, 22 Maret 2021;yang lalu. Keduanya sepakat bermitra untuk mewujudkan proyek Terowongan Raksasa Penanggulangan Banjir Terpadu, yang dikenal dengan Jakarta Integrated Tunnel (JIT).
Sementara untuk mitra luar negeri PT. AMJ akan menggandeng perusahaan multinasional dari Korea Selatan yakni Sibernix dan pendanaan investasi dari E-Best. “Kita sudah menandatangani perjanjian pokok dengan Waskita Karya, untuk menjadi mitra strategis dalam mewujudkan proyek ini,” ujar Komisaris utama PT. AMJ Wibisono di Jakarta, Selasa (08/02/2022).
Kedua belah pihak berencana untuk membuat perusahaan patungan dalam rangka akselerasi proyek pengendali banjir di ibu kota tersebut. “Setelah kita melakukan penandatanganan MoA (Memorandum of Agreement) pada Desember 2019 dengan investor dari Korsel PT Sibernix.inc, maka selanjutnya kita memilih partner dari perusahaan lokal. Kita pilih Waskita Karya karena dikenal sangat berpengalaman dalam mengerjakan proyek-proyek infrastruktur,” kata Wibi.
Namun karena terkendala Pandemi pihak Korea masih menunda untuk datang ke Jakarta, ” saya dapat informasi dari Korea seharusnya pada awal tahun 2021 yang lalu mereka akan datang ke jakarta, namun sampai saat ini mereka masih menunda karena alasan Covid yang terus naik,” kata Wibisono.
Sebelumnya, pihak perusahaan Korea telah diundang rapat virtual di Kementerian Perekonomian pada 18 September 2020 yang dipimpin oleh Asisten Deputi Perencanaan Pengembangan Kawasan Strategis, Tulus Hutagalung dengan tujuan membahas tindak lanjut Permohonan Rekomendasi Pembangunan Jakarta Integrated Tunnel oleh PT. AMJ yang disampaikan melalui surat Direktur Utama PT. AMJ No. 01/AMJ/VIII/2020, tanggal 25 Agustus 2020, perihal rekomendasi dari Dewan SDA Nasional untuk membangun Proyek JIT di Jakarta.
“Intinya dari hasil rapat, semua stakeholder yang diundang mendukung proyek ini,” ujar Wibi. Pemerintah menurutnya mendukung kegiatan investasi untuk program pembangunan nasional dengan tetap memperhatikan regulasi yang ada. Salah satunya terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan dokumen perencanaan pembangunan, baik dalam skala nasional maupun daerah.
Lebih lanjut, pembahasan proyek juga dilakukan di Kantor Staf Presiden (KSP) pada 6 Juli 2020. Saat itu pihak perusahaan dan KSP membahas tentang percepatan investasi proyek JIT. “Kami berharap tahun ini proyek yang menelan biaya Rp42 triliun ini bisa dimulai. Tinggal persyaratan teknis saja, terakhir kita sudah rapat pleno dengan TKPSDA untuk mendapatkan rekomendasi dari Tim Sumber Daya Air Nasional agar proyek ini bisa disinkronisasi dengan proyek pengendalian banjir yang ada”.
Terakhir rapat ke kementerian maritim dan investasi, dihasilkan suatu keputusan yang sangat penting bahwa proyek ini terus dilanjutkan asal tetap memakai skema KPBU dan melibatkan investor, sehingga tidak membebani Anggaran negara (APBN).
Wibi menyebutkan, proyek tersebut akan menjadi momentum yang baik untuk iklim investasi di masa pandemi Covid-19. “Karena proyek ini sama sekali tidak membebani anggaran negara,” pungkasnya. (red)