Sumber foto: Google
beritalima.com | Bersyukur. Hanya kata itu yang terus ia ucapkan setiap hari. Manusia tak akan pernah puas atas apa pun yang ia dapatkan.
Namanya Lia. Terlahir dari keluarga sederhana. Kedua orang tuanya terus bekerja siang dan malam demi menghidupi keluarga kecilnya. Tak jarang ayahnya pulang hingga larut malam demi mencari nafkah. Rela menerjang hujan saat akan berangkat atau pulang bekerja. Pun rela menghabiskan waktu akhir pekannya untuk melembur. Begitu pun ibunya, rela merangkap pekerjaan menjadi ibu rumah tangga juga karyawan untuk membantu perekonomian keluarganya.
Tahun 2013, bisa dibilang keluarganya sedang diuji oleh Allah. Ayah dan ibunya tidak bekerja. Saat ini keluarganya hidup bisa dibilang sedang kekurangan. Perekonomian keluarganya sedang diuji. Lia yang duduk di bangku kelas 1 SMP memberanikan diri untuk mengatakan, “Bu, aku jualan nasi kuning saja ya di sekolah. Siapa tahu bisa membantu ayah dan ibu,” katanya kepada ibunya.
Awalnya Lia malu, tapi ia harus melakukannya untuk membantu orang tuanya. Keuntungannya bisa untuk makan sehari-hari.
Usaha apa pun dilakukan oleh ayah, ibu, dan juga Lia untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibunya mempunyai beberapa gulung bahan kain yang belum dijadikan pakaian. Suatu ketika pernah ibunya menjual kain-kain tersebut ke Pasar Anggada di Cibinong, Bogor. Seperti biasa, uang itu untuk makan sehari-hari keluarganya.
Seiring berjalannya waktu, ayahnya akhirnya bisa bekerja kembali. Ayahnya bukanlah seorang PNS atau pegawai di sebuah perusahaan, hanya seorang buruh pabrik. Tak lama kemudian ibunya pun mulai bekerja. Lagi-lagi hanya bisa menjadi buruh pabrik. Walaupun penghasilannya tak seberapa, yang penting cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagai manusia kita harus selalu mensyukuri apa pun yang terjadi bukan?
Masih Diberi Kesempatan
Selain memenuhi kebutuhan keluarga, orang tuanya juga bekerja untuk menyekolahkan Lia dan seorang adiknya. Setiap orang tua pasti mempunyai keinginan anaknya bisa sekolah untuk menggapai cita-cita setinggi-tingginya, mempunyai gelar, menjadi orang sukses, melebihi profesi orang tuanya. Begitu pun keinginan orang tua Lia.
Ibunya sering mengatakan, “Ibu rela bekerja, bantu ayahmu untuk bisa menyekolahkanmu. Supaya kamu tidak bekerja di pabrik seperti ibu. Ibu juga rela meminjam uang ke teman ibu dulu demi membayar kuliahmu.”
Lia merasa sangat terpukul hatinya mendengar perkataan ibunya yang seperti itu. Melihat perjuangan orang tuanya khususnya ibu, Lia tidak ingin mengecewakan mereka. Akhirnya berkat doa orang tuanya, Lia ditakdirkan bisa kuliah, Alhamdulillah. Jika orang tuanya hanya lulusan SMA atau SMP, setidaknya suatu saat nanti Lia bisa lulus menjadi seorang sarjana. Bisa lebih sukses dibandingkan kedua orangtuanya.
Kehidupan keluarganya sangat diuji saat Lia mulai duduk di bangku perkuliahan. Penghasilan ayahnya yang tak seberapa, juga dibantu ibunya yang bekerja, sebenarnya terkadang masih tak cukup untuk kehidupan sehari-harinya. Terkadang memang manusia sering merasa tidak puas. Padahal diberikan kesempatan untuk bernapas saja itu sudah rezeki dan harus disyukuri bukan?
Hampir saja Lia memutuskan untuk berhenti kuliah saat ia sudah belajar sampai semester dua. Saat-saat sedang terpuruknya, masih ada saja orang baik yang membantu. Kala itu masuk semester tiga, Lia dan orang tuanya kebingungan saat akan membayar kuliah karena uangnya belum mencukupi.
Karena kondisinya sedang seperti itu, Lia terbesit keinginan untuk putus kuliah. Ia ingin bekerja saja agar mempunyai penghasilan dan akhirnya bisa membantu perekonomian keluarganya. Tapi, rencana Allah berbeda. Seakan ada malaikat yang diutus oleh-Nya untuk menolong Lia dan keluarga. Alhasil, Lia bisa mendapat rezeki dan bisa membayar kuliah.
Setiap Kejadian Pasti Ada Hikmahnya
Roda kehidupan akan selalu berputar. Setiap orang tidak selalu merasakan kesedihan atau keterpurukan terus menerus. Juga tidak akan merasakan kesenangan terus menerus. Seperti Lia dan keluarganya. Saat keluarganya sedang berada di bawah, dengan kata lain perekonomian keluarganya melemah. Ada saja orang baik datang, yang pasti rencana itu semua sudah diatur oleh-Nya.
Bagi mereka yang Muslim, Rasulullah telah membimbing umatnya untuk selalu bersyukur. Dalam buku yang berjudul The Power of Syukur oleh Zainurrofieq Lc, Rasulullah telah mengajarkan sebuah doa kepada umatnya yang bisa dibaca setelah melaksanakan salat. Doa itu berbunyi “Allaahumma ‘a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik”, “Duhai Allah, kuatkanlah aku untuk senantiasa bisa berzikir serta senantiasa bisa bersyukur dan senantiasa menjadi orang yang baik dalam beribadah kepada-Mu.”
Doa itu menjadi sebuah permintaan dari seorang hamba yang lemah kepada Tuhan-Nya untuk selalu mensyukuri nikmat yang telah diberikan-Nya.
Jangan terlalu memikirkan kehidupan orang lain yang terlihat enak. Karena setiap dari kita pasti akan diberi ujian. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan yaitu bersyukur dan berdoa. Bersyukur atas apa yang telah diberikan juga selalu berdoa meminta segala permintaan kita kepada-Nya.
Percayalah, setiap orang memiliki rezeki masing-masing, selalu ada jalan rezeki itu bisa sampai ke pemiliknya. Semua sudah digariskan Tuhan dengan sebaik-baiknya. Sekecil apa pun pemberian orang, itu adalah rezeki. Jangan pernah lupa untuk mensyukurinya. Juga dalam situasi dan kondisi apa pun, bersyukurlah jika masih diberikan kesempatan untuk hidup agar bisa menjadi manusia yang lebih baik.
(Aprilia Wahyu Melati/PNJ)