Oleh : Dr. Moh. Mukhrojin, S.Pd.I, SH, M.Si
Pengasuh Pondok Pesantren Bismar Almustaqim Surabaya
Berita yel yel anak paud tentang Islam Yes, Kafir No tidak kalah santernya dengan berita musibah Banjir di kota besar jakarta dan Surabaya akhir pekan ini, banyak tokoh publik yang mengomentari miring bahkan menilai guru yang bego karena kata “Kafir No” di akhir yel yel tersebut. Sebelum kita komentar pada yel yel tersebit alangkah baiknya kita cermati secara utuh isi dari yel yel tersebut sebagai berikut :
Tepuk Anak Sholeh..
Prok..prok..prok..!!
Aku, anak sholeh
Prok..prok..prok..!!
Rajin sholat rajin ngaji
Prok..prok…prok..!!
Cinta Islam sampai mati
Prok..prok..prok..!!
Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah
Islam, Islam yes !
Kafir, kafir no !
Yel yel tersebut sudah sejak lama digunakan bahkan di era presiden Suharto sudah sering digunakan siswa Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) maupun Taman Pendidikan Alquran ( TPQ) ketika siswa berbaris di depan kelas sebelum masuk kelas mereka membaca Doa dan diakhiri dengan Yel Yel tersebut agar Siswa semangat dalam belajar, entah siapa yang megarang yel yel tersebut menurut saya itu sangat kreatif dari guru guru PAUD dan TPQ untuk mengartikan isi Doa “Rodhitubillahi Robba Wabil Islami Dina Wabi Muhammadin Nabi Wa Rosula” ( Aku Ridho Allah Tuhanku dan Islam Agamaku, dan Nabi Muhammad Utusanya), disamping itu isi Yel Yel tersebut menguatkan bahwa anak anak supaya rajin ngaji, cinta Islam sampai mati menolak kafir sejak dini.
Memang rupanya kata “ Kafir” ini yang menjadi sorotan publik atas munculnya perbedaan para tokoh masyarakat tersebut. Definisi Kafir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang tidak percaya kepada Allah dan Rasul-Nya. Untuk konteks Indonesia dengan ideologi Pancasila dan masyarakat yang plural, hal ini memang tidak relevan mengingat KBBI adalah rujukan Warga Negara Indonesia untuk mengartikan sebuah kata, padahal bangsa Indonesia mengakui 6 Agama, namun dalam KBBI tersebut mengacu pada pemahaman satu Agama saja, padahal dalam Agama Islam saja kata Kafir berasal dari Bahasa Arab yaitu Kufur yang artinya Ingkar, Menolak Atau menutup, menyembunyikan sesuatu, atau menyembunyikan kebaikan yang telah diterima atau mengingkari kebenaran.
Dalam bahasa inggris kata Kaver tulisanya Cover yang artinya penutup, seperti Cover Buku artinya penutup buku atau sampul buku, bisa jadi Kafer dalam bahasa Inggris juga menutup kebenaran. Memang para kiai kampung guru ngaji agama saya dulu ketika mengajar pada muridnya sering menggunakan kata Kafir dutujukan untuk menyebutkan golongan atau individu yang mengingkari ajaran Allah dan Rasulnya. Dan menurut saya sebutan ini bukan hinaan, karena memang kata ini dalam Alquran digunakan untuk menyebut orang orang yang ingkar pada Ajaran Agama. Namun bisa jadi kata kafir ini menimbulkan masalah ketika digunakan untuk menghina dengan tujuan merendahkan individu atau golongan lain. Dan setau saya baik Muslim maupun Non Muslim dapat dikatakan Kafir ketika ia mengingkari Ajaranya. Jadi bukan artinya yang salah namun mindset masyarakatnya yang salah karena digunakan untuk tujuan menghina.
Kembali pada yel yel anak PAUD dan TPQ diatas tentu para gurunya ingin menumbuhkan generasi Muslim yang kuat tertanam sejak dini, metode tepuk tangan dengan riang gembira dinilai pembelajaran yang komunikatif sekaligus menjadi penyemangat dalam belajar anak usia dini. Dan selama ini mereka tumbuh kembang menjadi muslim yang toleran, menghargai makhluq Allah, menghormati dan menyayangi teman seagama dan agama lainya.