Oleh :
Rudi S. Kamri
Sebelumnya saya pernah menulis artikel “Membayangkan Indonesia Tanpa Jokowi”. Dan itu sudah membuat perut saya mual. Namun beberapa kejadian akhir-akhir ini dan berdasarkan analisa hasil survei dari beberapa lembaga survei yang kredibel, saya harus realistis bahwa kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019 amat sangat tidak mudah. Premis saya adalah :
✓ Kontestasi Pilpres kali ini merupakan palagan (peperangan) yang terakhir buat Lawan Jokowi, dengan pertimbangan dari usia dan sumberdaya finansial. Sehingga dapat dipastikan dia akan “die hard” menempuh segala cara untuk bisa menang.
✓ Lawan Jokowi diuntungkan dengan adanya para pendukung yang amat sangat super fanatik dan sangat fokus dalam menciptakan HOAX, ujaran kebencian dan berbagai fitnah. Dan mereka sangat loyal dan tunduk dengan satu komando yang terarah.
✓ Tim strategi pemenangan Lawan Jokowi yang di balik layar sangat jago mengemas isu dan menciptakan pola penyerangan masif dan bergelombang dengan pola serangan yang terarah, sistematis dan sangat terorganized dengan baik.
Jujur ketiga hal tersebut di atas membuat saya khawatir dan untuk tujuan itu tulisan ini dibuat.
BAGI SAYA kemenangan Lawan Jokowi akan merupakan malapetaka dan kiamat kecil bagi Indonesia, MENGAPA ?
- MATINYA KEBHINEKAAN INDONESIA
Bahwa mengingat barisan pendukung Lawan Jokowi sebagian besar adalah kelompok keagamaan yang radikal dan bersifat intoleran, dapat dipastikan hal ini merupakan ancaman yang serius bagi pluralisme dan kebhinekaan Indonesia. Perlakuan yang tidak adil kepada kelompok minoritas akan merupakan potensi ancaman perpecahan negara kita yang selama ini aman dan damai. Pemaksaan homegenitas dari kelompok mayoritas akan memicu resistensi yang berpotensi timbulnya kerusuhan sosial. -
MUNDUR KE JAMAN JAHILIAH
Lawan Jokowi pernah mengungkapkan bahwa kalau dia menang akan melakukan re-orientasi arah pembangunan di Indonesia. Dan hal ini berarti upaya mulia yang dilakukan Jokowi selama ini untuk menciptakan pemerataan pembangunan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan BUBAR, rusak dan kembali ke titik nadir. Kesenjangan sosial antara Jawa dan luar Jawa akan kembali melebar. Era hantu konglomerasi yang dilakukan oleh orang-orang terdekat penguasa akan kembali merajalela menguasai sumber- sumber ekonomi Indonesia. -
KORUPSI BIROKRASI MERAJALELA
Sudah diendus saat ini mayoritas ASN dan pejabat birokrasi tidak banyak mendukung Jokowi, karena pintu dan celah korupsi bagi mereka telah ditutup rapat oleh Jokowi. Kekalahan Jokowi akan merupakan angin segar bagi para koruptor busuk untuk kembali merajalela menggarong uang negara. Pungli dan suap akan kembali mengganas. Kekalahan Jokowi akan merupakan kematian sistem meritokrasi yang selama telah dirintis oleh Jokowi. Dengan memperhatikan para pendukung Lawan Jokowi yang mayoritas sangat PRO ORDE BARU, maka kemenangan Lawan Jokowi juga akan merupakan kebangkitan kembali Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). -
KEBANGKITAN MAFIA DAN KARTEL
Selama periode kepemimpinan Jokowi, gerak langkah para mafia khususnya para mafia migas dan mafia pangan telah dibuat mati kutu bahkan dimatikan total oleh Jokowi. Lumbung yang merupakan sumber penghidupan para penjahat ekonomi ini sudah dibakar habis oleh Jokowi. Jadi tidak aneh kalau saat ini mereka tidak mendukung Jokowi. Kalau Lawan Jokowi menang, kejayaan para mafia dan kelompok kartel ini akan kembali pulih dan berjaya untuk menguasai dan menguras sumber ekonomi Indonesia. -
ASING KEMBALI MERAJALELA
Beberapa negara asing seperti Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa saat ini secara diam-diam mendukung Lawan Jokowi, karena mereka berharap dapat kembali masuk ke Indonesia untuk menguasai sumber daya alam Indonesia. Mereka selama ini dibuat tidak berkutik oleh keberanian kebijakan Jokowi. Contohnya mayoritas kepemilikan saham Freeport Indonesia sudah dikuasai oleh PT Inalum. Blok Rokan dan blok Mahakam juga sudah 100% dikuasai oleh Pertamina. Dan tentu saja hal ini membuat mereka gerah, marah tapi tak berdaya. Singapura dikabarkan juga tidak mendukung Jokowi karena kebijakan Jokowi untuk membangun pelabuhan raksasa di Kuala Tanjung Sumatera Utara berpotensi mengancam pendapatan secara signifikan pelabuhan Singapura. Ini yang membuat otoritas penguasa Singapura kebakaran jenggot. Jokowi secara tidak langsung telah menciptakan neraka ekonomi bagi Singapura.
Dari 5 hal di atas, sudah cukup saya katakan akan merupakan malapetaka dan kiamat kecil buat Indonesia. Jadi mari kita cegah sekuat tenaga agar hal ini tidak terjadi. Agar Indonesia tetap maju, makmur dan sejahtera. Dan hal ini juga merupakan tanggungjawab sosial kita kepada anak cucu kita kelak.
So, mari kita secara total dan terarah berjuang sekuat tenaga mengupayakan agar JOKOWI MENANG. Kemenangan Jokowi adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia dan merupakan jaminan kepastian masa depan yang cerah dan indah bagi anak cucu kita.
Mari secara cerdas menggarap kelompok “undecided voters” yang jumlahnya masih sekitar 15%. Jangan kita sibuk deklarasi kesana-kemari dan sibuk berkampanye hanya di kelompok yang sudah jelas-jelas mendukung Jokowi. Hal itu seperti menggarami air laut.
Bagi saya Pilpres 2019 bukan sekedar harus memenangkan Jokowi tapi mencegah para penjahat berkuasa sambil menyiapkan masa depan yang gemilang bagi anak cucu kita.
Anda setuju kan ?
Salam SATU Indonesia
02022019
#2019CoblosJokowi
#IndonesiaMajuBersamaJokowi