BANDUNG, beritaLima.com – Pelaku Penipuan ala Kanjeng Dimas Taat Pribadi ternyata berkeliaran di Bandung, korbannya mereka yang tergiur untuk mendapatkan kekayaan secara instant tanpa memakan waktu lama. YS si pelaku mengiming-imingi mampu menggandakan uang dan mengangkat harta karun berupa emas batangan dan barang pusaka. DM, salah seorang korban kepada beritaLima.com, Selasa (20/12/2016) menceritakan jika dia menderita kerugian sampai Rp. 150 juta. Menurut dia, uang sebesar itu diserahkan kepada YS untuk membeli minyak dan zafaron. “Orang kepercayaan YS datang mengantarkan minyak dan zafaron dan setelah itu saya dengan 2 orang teman ba’da Isya langsung pergi ke satu tempat, di sana kami menggali sekitar setengah meter dan kemudian mengeruk serta memasukan tanahnya ke dalam karung. Kami menggotong karung seberat 50 kg bergantian”, cerita DM. Mantri Kesehatan di Perusahaan swasta itu menambahkan sesampainya di rumah, tanah dalam karung tersebut dituang di atas karpet lalu diaduk dengan minyak wangi dan zafaron. “Anehnya, bermunculan barang berbentuk batangan berwarna kuning”ujar DM. Masih menurut DM, ada sekitar 40 batang dengan berat 0,5 Kg. “Saya sadar sudah tertipu ketika bermaksud menjual batangan-batangan itu namun ditolak karena bukan mas dan waktu akan dikonfirmasikan kepada YS, si ustadz gadungan itu sudah kabur”, pungkas DM. Kejadian yang dialami JN lain lagi. Korban yang satu ini ditipu YS sebesar Rp. 50 juta, modusnya sama untuk membeli minyak dan zafaron. JN diiming-imingi dengan penggandaan uang. “Saya harus mengumpulkan daun nangka sebanyak 5 karung untuk diciprati minyak dan zafaron yang diantar orang kepercayaan YS. Janjinya daun-daun tersebut akan berubah menjadi lembaran Rp. 100 ribuan. Setelah seminggu, sesuai petunjuk YS saya buka, hasilnya semua daun-daun itu hanya berubah warna, tidak ada uang selembarpun. Saya langsung ke rumah YS untuk memberitahukannya namun si penipu itu sudah kabur”, kata JN kesal. Hingga berita ini dimuat, keberadaan YS masih belum bisa diketahui sementara korban enggan melapor karena malu denga kebodohannya. (Pathuroni Alprian)