beritalima.com | Menarik minat siswa agar tak jenuh belajar di dalam kelas bukanlah hal mudah, dibutuhkan ketelatenan juga kreativitas. Sebab itulah seorang guru dituntut mampu menciptakan atmosfir serta memancing pemahaman siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung, salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran diyakini tak hanya membuat KBM terasa menyenangkan, tetapi juga dapat membantu guru melihat kelebihan siswa. Hanya saja tak semua guru mendapatkan dorongan untuk memanfaatkan media pembelajaran, seharusnya ini menjadi keresahan tersendiri bagi sekolah karena jika hanya sekadar memikirkan materi yang akan disampaikan dan tidak memikirkan pemahaman muridnya maka KBM tak akan maksimal.
Komunitas Guru Media Pembelajaran (KOMED) menjawab keresahan para guru dengan memberikan pelatihan, lokakarya, pembelajaran daring (online), dan riset media pembelajaran guna meningkatkan keterampilan menciptakan inovasi pendukung menuntasan masalah KBM di sekolah masing-masing. Terbentuk sejak 2014 KOMED telah menelurkan guru-guru produktif serta kreatif di Malang, Bandung, Yogyakarta, Banten, Jabodebek, Indragiri Hulu, dan Lampung.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap karya dan kreativitas para guru, KOMED mengadakan Lomba Cipta Media Pembelajaran Nasional yang dilaksanakan pada Sabtu (16/11) di Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa Pendidikan dan empat wilayah lain dengan waktu pararel, 50 tim dari PAUD/SD se-Indonesia siap unjuk gigi memamerkan media pembelajaran andalan mereka. Selama kurang lebih dua jam para peserta akan membuat ragam media pembelajaran seperti board game, APE, flash card, dan media sederhana/digital.
“Hasil karya para guru harus bermanfaat untuk guru lainnya, terutama guru di daerah 3T,” ujar Nurul, Supervisor KOMED. “Meski sederhana, tapi kami ingin ketika membuat media pembelajaran para peserta membuat Rencana Pembuatan Media Pembelajaran (RPMP) secara sistematis dengan bahasa yang mudah dimengerti, sesuai prinsip ACTTION (Acces, Cost, Target, Technology, Interactive, Organization dan Novelty), dan nantinya media pembelajaran yang dibuat akan dipresentasikan di depan juri. Dengan skala nasional kami ingin para peserta lebih serius membuat media pembelajaran,” tambahnya.
Menurut Nurul gelaran ini akan rutin diadakan setahun sekali agar para guru semakin kreatif membuat media pembelajaran sesuai kebutuhan.
“Kreativitas harus bisa mendorong dan memotivasi guru memperbaiki kualitas pengajaran melalui media pembelajaran, media pembelajaran merupakan alternatif murah untuk mengubah wajah pendidikan di Indonesia,” tandasnya. (AR)