Oleh : Dr.H.M. Mukhrojin, MSi
Ketua Lazisnu Kota Surabaya
JAKARTA – beritalima.com | Kepemimpinan Habib Ali Hasan Al Bahar sebagai Ketua LAZISNU PBNU telah menunjukkan contoh yang patut dicontoh melalui pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang berlangsung selama tiga hari di Hotel Lumire Jakarta 6-8 September 2024.
Komitmen dan tanggung jawab beliau terlihat jelas dari kehadirannya yang konsisten, tidak hanya sebagai simbol, tetapi juga sebagai pemimpin yang aktif terlibat dalam setiap sesi acara. Kehadiran beliau dari awal hingga akhir menunjukkan dedikasi yang luar biasa terhadap organisasi dan para anggotanya.
Momen yang paling mengharukan terjadi pada sambutan penutupan Rakernas, di mana Habib Ali mengucapkan ucapan terimakasih kepada semua panitia yang membantu acara tersebut. Beliau dengan tulus memanggil satu per satu panitia untuk memberikan penghormatan, sebuah tindakan yang memperlihatkan kepemimpinan yang inklusif dan penuh empati. Hal ini menunjukkan bahwa Habib Ali tidak hanya menghargai kerja keras tim, tetapi juga menempatkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan di atas segalanya. Tak sedikit para peserta tak kuasa meneteskan air mata karena ungkapan emosi yang mendalam yang mencerminkan rasa hormat dan apresiasi yang tinggi yang diberikan oleh Pimpinan pada bawahannya.
Di tengah pelaksanaan Rakernas, muncul kontroversi mengenai logo yang dikatakan mirip dengan gerakan 212. Namun, hal tersebut tampaknya tidak berdasar dan seharusnya tidak mengalihkan perhatian kita dari tujuan utama Rakernas, yaitu memperkuat peran LAZISNU sebagai lembaga filantropi yang profesional dan transparan. Logo hanyalah simbol, sedangkan inti dari acara ini adalah membangun kerjasama yang lebih kuat dengan semua elemen masyarakat, baik dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) maupun non-NU.
Sebagai organisasi filantropi, LAZISNU memiliki tanggung jawab besar untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Habib Ali Hasan Al Bahar telah menegaskan komitmen LAZISNU untuk menjadi lembaga yang amanah dan profesional. Kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk yang bukan bagian dari NU, adalah langkah strategis untuk mencapai tujuan ini. Dengan membangun jaringan yang lebih luas, LAZISNU dapat memperluas jangkauan manfaat Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang dikelolanya.
Kesimpulannya, kepemimpinan Habib Ali Hasan Al Bahar dalam Rakernas LAZISNU menunjukkan bahwa beliau adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab dan penuh empati. Momen emosional dalam sambutan penutupan mencerminkan kedekatan dan penghargaan beliau terhadap timnya. Kontroversi logo seharusnya tidak mengaburkan pencapaian dan komitmen LAZISNU dalam membangun kerjasama yang lebih luas. Dengan visi yang jelas dan kepemimpinan yang kuat, LAZISNU berada di jalur yang tepat untuk terus berkembang dan menjadi lembaga filantropi Islam terkemuka di Indonesia.