SURABAYA, beritalima.com | Kebijakan Kampus Merdeka merupakan kelanjutan dari konsep Merdeka Belajar bagi pendidikan tinggi telah diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Sebagai upaya menindaklanjuti konsep tersebut, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) telah melaksanakan dan mencanangkan sejumlah program, salah satunya menyediakan program pendidikan vokasi (sarjana terapan) jenjang Diploma IV (D4).
Program pendidikan vokasi merupakan satu di antara 10 program studi sarjana terapan di Unesa yang sudah mendapat izin. Dibukanya program studi tersebut diharapkan mampu menyiapkan lulusan yang mampu survive dan siap dengan dunia kerja.
Sebagai upaya mencapai target itu, sejumlah mitra digandeng, baik sesama lembaga pendidikan tinggi maupun industri. Di antara mitra itu salah satunya Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (APVOKASI) Jawa Timur yang dipimpin Dr Ir Jamhadi, MBA.
Pembahasan sinergi antara Unesa dan APVOKASI Jawa Timur dilaksanakan dalam forum santai antara jajaran civitas akademika Unesa bersama jajaran pengurus APVOKASI Jawa Timur di kompleks Unesa, Kamis (4/2/2021).
“Menyikapi konsep Menteri yang Merdeka Belajar, kami harus menyiapkan lulusan yang tangguh, mampu berinovasi dan berkreasi, beraptasi, dan berkolaborasi. Dalam nomenklatur terbaru, masing-masing prodi harus ada praktik selama 1 tahun atau setara 40 SKS. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dengan APVOKASI,” kata Prof. Dr. Nurhasan M.Kes, Rektor Unesa.
Prof. Dr. Bambang Yulianto M.Pd, Wakil Rektor I Bidang Akademik Unesa, dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pihak kampus ditugaskan oleh Mendikbud untuk memberlakukan magang bagi mahasiswanya sampai 1 tahun. Menurutnya, program Merdeka Belajar dulunya sudah ada, yakni kuliah kerja nyata (KKN).
Kemudian, lanjut dia, Perguruan Tinggi wajib menambah mitra. Mitra siapa saja, termasuk APVOKASI. “Dengan APVOKASI kami harap ada hilirisasi produk riset yang bisa dtarik ke dunia industri,” ujarnya.
Direktur Vokasi Unesa, Drs Martadi, menyampaikan, kemitraan dengan APVOKASI sebagai wujud dari kolaborasi pentahelix. “Jadi mahasiswa tidak hanya dapat teori saja. Dengan kolaborasi pentahelix, perusahaan dapat karyawan sesuai keinginan mereka,” katanya.
Dr Ir Jamhadi MBA dalam kesempatan ini menyampaikan terima kasih atas kerjasama antara Unesa dengan APVOKASI Jawa Timur. Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang Dan Industri (KADIN) Kota Surabaya ini, tujuan dari Kampus Merdeka Belajar ialah mempertemukan dunia akademisi dengan dunia industri.
Untuk tindak lanjut, APVOKASI Jawa Timur bersama Unesa akan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang produktif dan unggul.
“Tenaga kerja di Indonesia 53% masih lulusan SD. Maka itu, untuk menyiapkan SDM unggul dan produktif, kami ingin Unesa dan BLK (balai latihan kerja) bisa membuat productivity center,” ujar Jamhadi sembari menyebut bahwa jumlah penduduk Jatim sekitar 40,7 jutaan dengan angkatan kerja 27 juta.
“SDM unggul dan productivity center sebagai solusi peningkatan produktivitas pekerja terhadap kenaikan upah minimum provinsi dan kabupaten/kota setiap tahunnya, sehingga bisnis di Jatim dan Indonesia tetap kompetitif,” lanjut mantan Tim Ahli KADIN Jawa Timur ini.
Ditambahkan, nanti yang memberikan training bukan hanya dari BLK dan dari akademisi, tapi juga dari pelaku industri.
Selain peningkatan SDM, Jamhadi juga menyinggung tentang riset yang dihasilkan dosen dan mahasiswa Unesa. Alangkah baiknya, kata Jamhadi, riset tersebut selain dibuat prototype juga dibuat feasibility study (FS).
“Perlu disiapkan direktori riset untuk publik sebagai R&D pebisnis. Kami akan pertemukan hasil riset dari Unesa dengan dunia industri, sehingga periset dapat hasil dan dunia usaha tidak perlu memikirkan tinggal ambil riset tersebut, tentu syarat dan ketentuan yang dibahas antar dua belah pihak,” jelas Jamhadi. (Ganefo)
Teks Foto: Forum pertemuan Unesa dengan APVOKASI Jatim, Kamis (4/2/2021). Siapkan Productivity Center dan Penerapan Riset.