SURABAYA, beritalima.com| Bermunculannya nama-nama sebagai bakal calon walikota Surabaya di media sosial menambah hangatnya suasana politik Kota Surabaya.
Selain itu, pantauan beritalima.com nama Lia Istifhama asli kelahiran Surabaya mempunyai daya tarik tersendiri bagi para relawan yang membuat Group WhatsApp dengan beragam nama Group.
Seperti di Group WhatsApp ” Suara Arek Suroboyo ” pagi ini salah satu relawan mendesain Brosur dengan jargon dibawah ini .
Ning e Suroboyo
Ning Lia Istifhama
Yo Ning Ceria
2020
Walaupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya masih tahun 2020. Namun, sejumlah tokoh Arek Surabaya, sudah mulai memperkenalkan diri bahkan relawan relawan dari calon Walikota sudah mulai ikut menggemborkan suara dukungannya dengan melakukan grass root dari bawah.
“Kami relawan Arek Suroboyo menginginkan walikota mendatang benar benar arek Suroboyo, dan pilihan kami saat ini Lia Istifhama yang pantas menggantikan Walikota Risma,” Pungkas Nanang Sodikin yang tergabung di roup Wa Arek Suroboyo (25/7/2019).
Lia Istifhama lahir 35 tahun yang lalu di Jemursari, Surabaya dan dibesarkan di keluarga santri Nahdlatul Ulama. Perempuan yang aktif di beragam kegiatan sosial dan sosok aktivis serta pekerja keras saat menjadi mahasiswa patut menjadi Sori Tauladan bagi kita semua.
Pengalaman menjadi anggota BEM Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya, kemudian pengurus PMII Cabang Surabaya dan pengurus Himpunan mahasiswa program studi Fisip Unair.
Selain aktif di organisasi intra dan ekstra, selama mahasiswa Lia juga aktif menulis artikel di sejumlah majalah dan harian umum di Surabaya.
Saat ini ia merupakan menjabat sebagai Ketua III Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya yang juga aktif sebagai dosen dan bekerja sebagai karyawan salah satu perusahaan swasta di Surabaya.
Ibu dua orang anak ini menyelesaikan studi sarjana di dua universitas yakni Universitas Airlangga dan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sementara gelar Magister atau S2-nya didapat saat berkuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya jurusan Ekonomi Islam. Kini Lia sedang menyelesaikan studi S3-nya di UINSA.
Semifinalis Cak dan Ning Surabaya tahun 2005 ini merupakan kader dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Saat ini ia aktif di organisasi sayap partai Wanita Persatuan Pembangunan Jawa Timur.
Lia sempat maju sebagai Calon Legislatif DPRD Surabaya pada tahun 2009 dan Calon Legislatif DPRD Jatim Dapil II 2014, namun kala itu Lia gagal memperoleh simpati masyarakat.
Putri Nahdlatul Ulama Surabaya tahun 2005 tersebut saat ini juga aktif di organisasi sayap NU yakni Fatayat NU Jatim, Lembaga Pengembangan Pertanian NU, Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum NU dan Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU.
Saat ditanya tentang peluangnya maju dalam Pilwali mendatang, Lia tak membantah. Menurutnya, kesempatan maju menjadi bakal calon wali kota sangat terbuka. Sebagai bekal, ia tidak menutup kemungkinan akan berkoalisi dengan calon lain.
Senyum semringah yang selalu Lia Istifhama diberikan kepada semua orang yang dijumpainya, tak heran jika banyak kalangan menginginkan Neng Lia Maju di Pilwali Kota Surabaya mendatang.
“Sebagai kaum muda milenial Lia bercita-cita membangun Surabaya tidak hanya fisik saja, namun juga bagaimana membangun sumber daya manusia yang bermoral, bermodal sosial tinggi dan berkarakter nasionalis dan religius” Itu semua ada pada Neng Lia tambah Nanang.
Lia Istifhama Sebagai keponakan Gubernur Jawa Timur, tentu dukungan dan restu orang nomor satu di Jawa Timur menjadi penting. Bahkan kabarnya dukungan itu tak hanya sekedar isyarat saja. Saat ditanya itu, Lia tak membantah. [Red]