Armuji : Khofifah VS Risma Jangan Saling Menyalahkan

  • Whatsapp
Armuji anggota DPRD provinsi Jatim dari fraksi PDIP

SURABAYA, Beritalima.com|
“Perseteruan” panjang yang berkecamuk dan menjadi polemik antara gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dengan walikota Surabaya Tri Rismaharini, menimbulkan berbagai spekulasi. Bahkan kedua pemimpin ini disinyalir “tidak bertegur sapa”.

Namun Armuji, mantan ketua DPRD kota Surabaya mengatakan dengan tegas bahwa “Perseteruan” ini sebenarnya hanya salah paham saja. Diungkapkan Armuji tidak seharusnya Khofifah sebagai pemimpin yang bijak menyudutkan Risma. Jumat (15/5/2020)

Menurut Armuji merebaknya Covid 19 tidak saja terjadi di kota Surabaya, namun seluruh kabupaten kota yang jumlahnya 38 itu berada di zona merah.
“Ibu Khofifah jangan menggunakan tangan panjangnya mas Emil untuk “menegur” bu Risma. Instropeksi dirilah. Bukan hanya Surabaya yang mengalami kenaikan jumlah penduduk yang positif terjangkit Covid 19. Seluruh kabupaten kota berada di zona merah. Salah siapa? “sergah Armuji.

Armuji menyebut seharusnya Khofifah memberikan kepercayaan kepada pemerintah daerah untuk mengatasi masalah Masing-masing.
“Beliau hanya mengontrol, melakukan pendekatan dengan satgas dan mengevaluasi, kira-kira kesalahan fatalnya dimana. Gak usah dikit-dikit presscont dan menyudutkan kepala daerah, terutama menyalahkan bu Risma. Saya sangat tidak setuju !!, ” tegas Armuji.

Politisi asal PDIP ini menambahkan, wajar jika Surabaya mengalami peningkatan jumlah penduduk yang terinfeksi Covid 19,
“Setiap hari orang dari luar daerah datang ke Surabaya, belum tentu mereka sehat. Penularan bisa terjadi dimana-mana, terutama di pasar tradisional, dimana para pedagangnya berasal dari luar daerah. Bahkan RS di Surabaya sudah penuh dengan pasien dari daerah lain, ” tukas Armuji.

Armuji mengingatkan bahwa pandemi covid 19 ini masih akan bereaksi di babak kedua. Dari hasil pantauan satgas, berikutnya akan ada pandemi covid 19 yang lebih dahsyat.
“Disiplinkan masyarakat. Satgas harus memantau, bahkan memberikan tindakan yang tegas jika masyarakat melakukan pelanggaran dari kebijakan PSBB. Selama masyarakat tidak patuh, tidak disiplin, tidak sadar akan bahayanya Pandemi Covid 19 ini, maka jangan pernah berharap Pandemi Covid 19 akan berakhir, ” pungkasnya. (yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait