JAKARTA, beritalima.com – Ketua Bidang Media dan Komunikasi DPP Partai Perindo, Arya Mahendra Sinulingga mengatakan gerakan tukar dolar menjadi salah satu bentuk sumbangsih yang perlu dilakukan masyarakat demi menjaga stabilnya nilai tukar rupiah.
Ia menyakini, depresiasi rupiah terhadap dolar AS tidak akan berujung pada krisis moneter (krismon) ekonomi seperti yang pernah terjadi pada 1998 silam.
“Kondisi kita sudah berbeda dan jauh berbeda. Saat ini daya beli pun tinggi dibandingkan dulu sehingga berbeda sekali. Perubahannya pun tidak drastis seperti 98′ kan dari sekian ribu (Rp2.800) sampai belasan ribu (Rp14.000),” tuturnya saat dihubungi, Kamis (6/9/2018).
Seperti yang dikutip dari kursdollar.net rupiah kembali berada di level Rp14.904,25 per dolar AS pada Kamis (6/9/2018) pukul 18.40 WIB. Namun begitu, menurutnya gerakan tukar dolar ke rupiah dapat memulihkan pergerakan rupiah terhadap gempuran dolar.
“Iya ini sebagai bentuk solidaritas saja, solidaritas terhadap bangsa,” ujarnya.
Bentuk sumbangsih lainnya dapat dilakukan masyarakat adalah dengan mengurangi pembelian barang impor. Hal ini juga dapat memberikan pengaruh terhadap penguatan mata uang Garuda di dalam negeri.
Selain itu, Arya menuturkan pelemahan rupiah belum memberikan pengaruh besar terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran.
Diperkirakan, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar hanya akan dirasakan oleh para pengusaha besar dan tidak akan berpengaruh terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah.
“Di pasar-pasar perubahan terhadap mata uang dolar itu tidak begitu berpengaruh drastis, mungkin ada pengaruhnya tetapi tidak seperti dulu seperti krisis (ekonomi) 1998 sampai kenaikan gila-gilaan, tentu tidak,” katanya.
“Jadi publik menanggapinya dengan biasa, karena memang kondisi fundamental ekonomi kita kan memang sedang bagus,” tambahnya.
(rr)