JAKARTA, beritalima.com| Angkutan Sungai Dan Penyebarangan (ASDP) sekarang ini telah banyak mengalami perubahan dibanding sebelumnya banyak merugikan perusahaan milik pemerintah dan masyarakat.
Demikian hal itu diungkapkan Ira Puspadewi, Ceo ASDP Indonesia (Persero), Kamis (6/2/2020) di Sinergy Lounge, Gedung BUMN, saat Ngopi Pagi yang ke 25 yang diselenggarakan Sekretariat Kementerian BUMN, Jakarta.
Ira pun menjelaskan bahwa dari 245 rute penyeberangan tidak semuanya menguntungkan meskipun ASDP Indonesia terbesar di dunia. Namun yang menjadi masalah saat itu adanya permaiman – permainan di pelabuhan dan angkutan penumpang kapal laut, terutama saat itu mengklaim para pengurus truk, yang konon kabarnya perbulan bisa memperoleh penghasilan Rp50 – 60 juta per bulan.
Namun sekarang ini dijelaskan Ira Puspadewi, dilakukan game changer untuk mengubah prilaku lama antara pengurus truk dan oknum ASDP. Hingga sekarang dilakukan cashless atau pembayaran secara digital dan tidak perlu datang ke pelabuhan atau new operating model, no go show.
“ASDP tidak saja mengelola pelabuhan dan angkutan kapal (PELNI) tapi juga mengelola kapal milik orang lain atau joint operation. Sekarang sudah ada layanan digital dan perubahan peradaban,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dijelaskan Ceo ASDP Indonesia, tahun lalu ASDP telah menyeberangkan 4,5 juta orang. Dan sekarang katanya, penyeberamgan kapal sudah dilakukan pembayaran non tunai sejak Agustus 2019, terutama yang mendapat keuntungan besar adakah di empat pelabuhan. ddm