ASEAN Sepakat Perkuat Aksi Lingkungan: Indonesia Dorong Kesepakatan Global Atasi Polusi Plastik

  • Whatsapp

Jakarta | beritalima.com — Pertemuan para Menteri Lingkungan Hidup se-Asia Tenggara dalam The 18th ASEAN Ministerial Meeting on the Environment (AMME) yang berlangsung pada 3 September 2025 di Langkawi, Malaysia, menghasilkan langkah nyata memperkuat kerja sama regional menghadapi krisis lingkungan global.

Forum ini menjadi momentum penting menyatukan komitmen ASEAN dalam menghadapi perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati dengan visi keberlanjutan jangka panjang.

Pertemuan ini turut dihadiri para Menteri Lingkungan Hidup negara-negara ASEAN serta mitra strategis seperti Jepang, Uni Eropa, Tiongkok, dan Republik Korea.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) didampingi oleh Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN, Kementerian Luar Negeri.

“Tantangan permasalah lingkungan saat ini seperti perubahan iklim, kehilangan keanekargaman hayati, polusi laut, dan krisis limbah, tidak mengenal batas negara dan wilayah. ASEAN sebagai organisasi regional Asia Tenggara harus bergerak secara bersama-sama melindungi wilayah ini dari ancaman tersebut untuk generasi yang akan datang,” tegas Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Nilai Ekonomi Karbon, Ary Sudijanto.

Ary juga menambahkan komitmen Indonesia untuk membawa perubahan nyata di kawasan, “Indonesia bertekad menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah regional dengan target 100% sampah, termasuk plastik, terkelola dengan baik pada tahun 2029. Kami juga menyerukan agar ASEAN bersatu dalam memperjuangkan kesepakatan global untuk mengakhiri polusi plastik”.

Beberapa capaian strategis yang disepakati antara lain: pengesahan ASEAN Joint Statement on Climate Change for COP30 UNFCCC, pelaporan progres pendirian ASEAN Center for Climate Change (ACCC), penyusunan ASEAN Climate Change Strategic Action Plan yang akan diluncurkan awal 2026, serta pengesahan enam kawasan lindung baru sebagai ASEAN Heritage Park. Selain itu, sejumlah kota dianugerahi ASEAN Environmentally Sustainable Cities Award atas keberhasilan mewujudkan udara bersih, pengelolaan air dan tanah berkelanjutan, serta perlindungan biodiversitas perkotaan.

Sebagai tindak lanjut, pertemuan menyepakati agenda penting berikutnya: COP-21 AATHP di Vietnam pada 2026, serta AMME ke-19 dan COP-22 AATHP di Nay Pyi Taw, Myanmar pada 2027.

KLH/BPLH menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berada di garis depan diplomasi lingkungan internasional, memperjuangkan kolaborasi regional yang inklusif dan berkelanjutan demi bumi yang lebih sehat bagi generasi mendatang.

Jurnalis : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait