Sebagai pelayan masyarakat, sudah menjadi keharusan dan tanggungjawab para Aparatur Sipil Negara (ASN) memberikan pelayanan publik terbaik bagi masyarakat. Untuk itu, ASN diharapkan dapat memberi pelayan publik yang prima dan profesional. “Kalau kita ingin jadi manusia terbaik kita harus bisa bermanfaat bagi orang lain. Salah satunya melalu peningkatan kualitas pelayanan publik. Berubah itu mungkin awalnya berat, tapi kita harus berani memulai,” kata Sekdaprov Jatim, Dr. H. Akhmad Sukardi, MM saat membuka Lokakarya Pra-Submit dan Submit Bersama Proposal Inovasi Indonesia dalam UNPSA 2017 di Ruang Hayam Wuruk lantai 8 Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan 110 Surabaya, Kamis (9/3).
Sukardi mengatakan, kualitas pelayanan selalu dihubungkan dengan kualitas yang prima. Hal ini dikarenakan pelayanan publik berkaitan dengan kepuasan yang diinginkan masyarakat. Sehingga, dibutuhkan upaya penigkatan pelayanan publik agar lebih merata dinikmati, lebih sederhana dan murah, serta lebih terjamin bagi masyarakat tak mampu dan marjinal. “Perubahan tidak semua menggunakan teknologi. Contohnya kemarin yang mendapat apresiasi adalah inovasi bagaimana orang melahirkan melalui dukun dengan sentuhan kesehatan,” katanya.
Ditambahkannya, untuk mengadopsi pelayanan publik tidak perlu studi banding jauh sampai luar negeri. Salah satu yang bisa dilakukan adalah studi tiru terhadap suatu daerah yang telah berhasil mengembangkan pelayanan publiknya. “Kalau memulai dari awal jadinya lebih mahal karena harus membayar orang lagi. Tapi kalau studi tiru, kita bisa mengadopsi inovasi yang telah berjalan. Disini bapak ibu bisa melakukan studi tiru ke P2T Jatim untuk melihat kemudahan pelayan publik,” katanya.
Forum ini, lanjut Sukardi, sangat penting untuk memacu setiap daerah atau lembaga menghasilkan terobosan dan inovasi baru dalam pelayanan publik. Terlebih, dalam forum ini hadir peserta dari berbagai macam daerah dengan inovasi yang berbeda-beda. “Saya harap dari forum ini peserta bisa saling menginspirasi satu sama lain untuk kesuksesan di UNPSA 2017 mendatang,” katanya.
Sementara itu, menurut Deputi Bidang Pelayanan Publik Kemenpan RB, Prof. Diah Natalisa, ini adalah tahun keempat penyelenggaraan UNPSA. Tahun pertama, yakni 2014, Indonesia berhasil masuk sebagai finalis sebanyak lima peserta. Tahun 2015, selain lima finalis, dua diantaranya meraih penghargaan sebagai runner up diantaranya untuk kategori public service delivery yakni mengurangi kematian ibu melahirkan melalui pelatihan kesehatan bagi dukun bayi dari Kab. Aceh Singkil. Untuk kategori penggunaan teknologi, diraih oleh Kab.Sragen. “Saya harap tahun ini akan ada peserta dari Indonesia yang mendapat penghargaan di forum peringatan pelayanan publik dunia di Den Haag Belanda, 23 Juni mendatang,” katanya.
Acara Lokakarya Pra-Submit dan Submit ini diikuti 216 peserta, dengan membawa 116 inovasi pelayanan publik. Lokakarya ini, sebagai rangkaian kegiatan dalam pembinaan keikutsertaan dalam UNPSA. Selain lokakarya, sebelumnya telah dilaksanakan berbagai acara terdiri dari seminar dan forum review. (**)