MOLTENORT, JERMAN, beritalima.com- Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengundang simpati dan duka mendalam masyarakat internasional, termasuk Jerman.
Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, seperti dikutip dari akun Twitternya (@akk) menuliskan, “Today, I feel with the families and friends of the 53 Indonesian sailors whose submarine #Nanggala402 sank. My heartfelt condolences to Defense Minister @Prabowo and the Indonesian Armed Forces”.
Tak hanya itu, Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman (Verband Deutscher Ubootfahrer/ VDU) pada 29 April 2021 menggelar upacara peletakan karangan bunga di Monumen Kapal Selam di kota Moltenort, Jerman.
Penghormatan terakhir kepada kru KRI Nanggala 402 ini dihadiri oleh Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, Konjen RI Frankfurt, Ardian Wicaksono, Atase Pertahanan RI Berlin, Rio Hendrawan, tiga peserta Sesko dari Indonesia, serta delegasi Task Force RI MCMV Lemwerder.
Selain itu, upacara juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, diantaranya Presiden dan Dewan Pengurus Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman, Presiden Perkumpulan Angkatan Laut Jerman, Dewan Pengurus dan Anggota Korps Kapal Selam Kiel, Komandan Armada Misi, Komandan Skuadron Kapal Selam, dan CEO Perusahaan ThyssenKrupp Marine System.
“Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian sahabat-sahabat kami. Sebagai sesama awak kapal selam, kami sadar tugas yang kami emban penuh dengan resiko dan bahaya. Segiat apapun kami berlatih, dan secanggih apa pun peralatan yang digunakan, namun kecelakaan adalah hal yang tidak bisa dihindari,” ujar Michael Setzer, Presiden Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman.
Michael Setzer lebih lanjut menyatakan, anggota Asosiasi Awal Kapal Selam Jerman telah memiliki hubungan kolega dan pribadi yang dekat dengan kru Nanggala 402. Bahkan di antara kru Nanggala 402 yang mengalami musibah naas tersebut, dua tahun lalu sempat mengikuti program Pendidikan di Angkatan Laut Jerman dan masih terus menjalin kontak erat.
“Mereka layaknya Brothers in Arms bagi kami“, tambahnya.
Ungkapan duka itu seperti diamini oleh rintik hujan yang turun saat upacara berlangsung. Diselimuti suhu dingin 7 derajat, suasana duka terasa semakin syahdu dengan iringan terompet yang melantunkan lagu “Ich hatte einen Kameraden“ (“Saya memiliki seorang sahabat”). Lagu ini biasa mengiringi prosesi penghormatan terakhir bagi tentara yang gugur dalam tugas.
Dubes Oegroseno, yang juga penerima brevet kehormatan surveyor dari Pushidros TNI AL, mengapresiasi inisiatif Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman menyelenggarakan upacara peletakan karangan bunga ini.
“Atas nama Pemerintah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, para keluarga korban, saya mengucapkan terimakasih atas solidaritas tinggi dari Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman. Ini adalah satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang gugur, yang digelar di luar Indonesia. Acara ini menunjukkan hubungan yang erat di bidang pertahanan, kerjasama Angkatan Laut dan people to people dalam konteks kemiliteran antara Indonesia dan Jerman,” ucapnya.
Upacara ini sengaja dilangsungkan di Monumen Kapal Selam di Möltenort Heikendorf. Monumen ini dibangun untuk menghormati para kru kapal selam Jerman yang gugur pada Perang Dunia I dan II. Monumen ini kemudian secara rutin menjadi simbol penyelenggaraan penghormatan tertinggi kepada seluruh kru kapal selam Jerman yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
“Mereka yang gugur telah memberikan tauladan keberanian, loyalitas, chivalry dalam mengemban tugas kepada kita. Doa kita bersama untuk mereka,” ungkap Dubes Oegroseno. (*).