Banyuwangi Beritalima.com – Kewajiban pelajar itu belajar giat supaya berprestasi di sekolah. Lha lima pelajar SMAN Darusholah justru kepergok aparat Polsek Singojuruh tengah asyik main playstation (PS) di tengah jam belajar masih berlangsung. Akhirnya, para pelajar ‘nakal’ ini digiring ke Mapolsek Singojuruh untuk diberi pembinaan.
Empat dari lima pelajar itu berasal dari Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh. Inisialnya, KN (17), RE (17), FA (17) dan MMD (17). Seorang lagi berasal dari Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi dengan inisial FN (16). Kelima siswa kelas XI SMAN Darusholah ini dipergoki aparat sekitar pukul 09.30 WIB, tengah bermain PS di Dusun Klatakan, Desa Singojuruh yang berjarak kurang lebih 2 kilometer dari sekolah tempatnya belajar.
Razia terhadap lima pelajar di tempat persewaan ini dibenarkan Kapolsek Singojuruh AKP Sumono, Selasa (24/1/2017). Menurutnya, para pelajar yang bolos sekolah ini langsung mendapat pembinaan dari aparat kepolisian disaksikan orang tua, perwakilan sekolah, serta kepala desa.
“Sebelum tiga unsur itu tiba di mapolsek, para siswa terlebih dulu kita kasih arahan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Bolos sekolah bukan ciri pelajar yang baik, apalagi main PS. Kasihan orang tua yang susah payah membiayai pendidikan,” ungkap perwira dengan tiga balok emas di pundak, didampingi Kanitreskrim Aiptu Asmari.
Selanjutnya, di hadapan tiga unsur kelimanya disuruh membuat surat pernyataan tidak akan melakukan kenakalan serupa di kemudian hari. Setelah itu mereka diserahkan kepada orang tua masing-masing untuk dibina lagi di rumah.
“Guru, orang tua dan kades siap melakukan pengawasan bersama. Kita berharap mereka benar-benar jera,” tukas AKP Sumono yang baru saja naik pangkat dari inspektur satu (Iptu) menjadi ajun komisaris polisi (AKP) akhir Desember 2016.
Lantas apa alasan kelima pelajar itu sehingga nekad bermain PS di saat kegiatan belajar mengajar masih berlangsung? Jam kosong menjadi alasan bagi mereka untuk keluar komplek sekolah dan menghabiskan waktu di arena permainan PS.
“Habis kerja bakti tidak ada pelajaran, makanya kami main PS. Kami akui, waktu itu memang belum ada bel untuk pulang,” ucap RE diiyakan keempat rekannya.
Di arena permainan PS tersebut, mereka mengoperasikan permainan yang berbeda. Ada yang tanding main sepakbola. Sedangkan lainnya ada yang bermain game. Per jam sewa permainan PS itu dibandrol Rp 2 ribu.
“Uang saku Rp 10 ribu. Kebetulan sisa, lalu untuk sewa PS. Kebetulan di rumah juga hobi,” celetuk salah satu siswa.(abi)