Atasi Covid-19, Mulyanto: Pemerintahan Jokowi Harus Kurangi Gimmick

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Legislator Komisi VII DPR RI, Dr H Mulyanto, mengkritik rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Tohir akan memanggil pulang mahasiswa Indonesia yang sekarang berkiprah di lembaga riset internasional.

Menurut wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten ini, upaya tersebut tak lebih dari sekedar ‘gimmick’ yang tidak berdampak terhadap upaya penanggulangan Covid-19 di dalam negeri.

 

“Persoalan kita hari ini bukan kekurangan tenaga peneliti, melainkan kekurangan anggaran dan fasilitas penunjang untuk riset. Percuma mereka dipanggil pulang kalau dukungan fasilitas dan pendanaan riset belum memadai. Hasilnya akan sama saja,” tegas Mulyanto kepada Beritalima.com, Senin (26/7).

 

Mantan Sekretaris Kemenristek itu menambahkan, sekarang Indonesia memiliki banyak tenaga peneliti yang andal. Mereka punya latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja di lembaga riset internasional. Bahkan beberapa dari mereka mendapat penghargaan internasional.

 

“Kemampuan para peneliti yang ada di dalam negeri sekarang sudah sangat memadai. Masalahnya Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih setengah hati dalam membangun ekosistem ristek nasional,” ujar Mulyanto.

 

Doktor nuklir lulusan Tokyo Institute of Tehcnology (Tokodai) Jepang ini menyebut, pengelolaan bidang riset di Indonesia masih belum optimal. Apalagi saat ini Kementerian Riset dan Teknologi dibubarkan, diganti dengan lembaga setingkat badan. Lembaga riset prestius seperti BPPT, LIPI, Batan dan Lapan akan dilebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

 

Menurut Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI bidang Industri dan Pembangunan itu, perubahan struktur kelembagaan ristek ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas riset Indonesia.
Belum lagi kalau bicara soal anggaran dan fasilitas penelitian, sangat miris kita melihatnya.

“Masa anggaran buzzer lebih besar daripada anggaran riset vaksin.

Padahal hasil vaksin lebih diperlukan rakyat daripada hasil kerja buzzer. Bagaimana mungkin hasil riset kita bersaing dengan negara lain kalau ekosistem ristek semakin merosot,” ketus Mulyanto.

 

Karena itu, Mulyanto meminta Pemerintah fokus menanggulangi pandemi ini berdasarkan hasil kajian ilmiah para ahli peneliti (scientific based). “Ajak mereka merumuskan upaya terpadu untuk menanggulangi masalah ini. Jangan terlalu banyak gimmick yang hanya tebar pesona,” kata dia.

Selain itu, Mulyanto juga mendesak Pemerintah mempercepat riset dan produksi vaksin Merah Putih yang dimotori Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. “Berikan dukungan fasilitas dan anggaran yang cukup agar para peneliti dapat menyelesaikan tugas mereka dengan baik,” jelas Mulyanto.

Sebelumnya diberitakan Menteri BUMN, Erick Thohir meminta Indra Rudiansyah agar kembali ke Indonesia untuk membantu meneliti dan mengembangkan vaksin di Indonesia. Indra Rudiansyah merupakan mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan kuliah S3 di Oxford. Indra diketahui menjadi salah satu peneliti vaksin AstraZenica. (akhir)

 

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait