KUPANG, beritalima.com – Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris. S. Geru, SP., M.Si., mengatakan, pada pertengahan Maret 2020 lalu, Stasiun Klimatologi Kupang merilis bahwa Awal Musim Kemarau di Nusa Tenggara Timura akan terjadi hampir mirip dengan normalnya dimana sebagaian besar dimulai pada Maret 2020 s.d April 2020.
Apolinaris Geru menyampaikan hal itu dalam press release, yang diterima media ini di Kupang, Kamis (17/9/2020).
Menurut Apolinaris, hasil pemantauan perkembangan musim Kemarau hingga akhir Agustus 2020 menunjukkan bahwa seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (100 persen) telah memasuki musim kemarau.
Ia menjelaskan, hingga akhir Agustus 2020, anomali suhu muka laut pada zona Ekuator di Samudera Pasifik menujukkan adanya potensi La Nina (indeks Nino3.4 = -0.69), yang berpotensi mengakibatkan peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia pada saat musim hujan nanti.
Hal tersebut sejalan dengan prediksi institusi meteorogi dunia lainnya yang menyatakan ada peluang munculnya anomali iklim (La Nina) berkaitan dengan lebih dinginnya suhu laut di Pasifik ekuator dan lebih panasnya suhu muka laut wilayah Indonesia, sehingga menambah suplai uang air untuk pertumbuhan awan-awan hujan di Wilayah Indonesia dan menghasilkan peningkatan curah hujan.
Sementara itu, lanjut dia, di Samudra Hindia, pemantauan terhadap anomali suhu muka laut menunjukkan kondisi IOD negatif (indeks IOD= -0.47). IOD negatif menandai suhu muka laut di Samudera Hindia sebelah barat Sumatera lebih hangat dibandingkan dengan suhu muka laut Samudera Hindia sebelah timur Afrika. Hal ini juga menambah suplai uap air untuk pertumbuhan awan awan hujan di wilayah Indonesia dan menghasilkan peningkatan curah hujan, khususnya untuk wilayah bagian barat. Kondisi IOD negatif ini berpeluang bertahan hingga akhir tahun 2020.
Baik kondisi La Nina dan IOD negatif tersebut diprediksi mengakibatkan sebagaian kecil Wilayah Nusa Tenggara Timur atau 4% Zona Musim (ZOM) berpotensi mengalami musim hujan yang cenderung LEBIH BASAH daripada rerata klimatologinya, meskipun secara umum kondisi Musim Hujan 2020/2021 di sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur atau pada 22 22 ZOM (94%) diperkirakan NORMAL atau SAMA dengan rerata klimatologinya. Pemutakhiran prediksi ENSO dan IOD akan dilakukan setiap bulan.
Selanjutnya, Apolinaris mengatakan, datangnya musim hujan umumnya berkaitan erat dengan peralihan Angin Timuran yang bertiup dari Benua Australia (Monsun Australia) menjadi Angin Baratan yang bertiup dari Benua Asia (Monsun Asia).
Dari total 23 Zona Musim (ZOM) di Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebanyak 4% diprediksi akan mengawali musim Hujan pada bulan Oktober 2020, yaitu di sebagian Manggarai Barat bagian utara, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada sebagian utara. Sebanyak 44% wilayah akan memasuki musim Hujan pada November 2020, meliputi Manggarai Barat bagian barat dan tenggara, Manggarai bagian selatan, Manggarai Timur bagian selatan, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka bagian barat, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah bagain barat, Timor Tengah Selatan bagian utara dan selatan, Belu, Kupang bagian utara, dan Timor Tengah Utara.
Sementara itu, 52% di Sikka bagian selatan dan utara, Flores Timur, Adonara, Solor, Lembata, Alor, Pantar, Sumba Tengah bagian timur dan utara, Sumba Timur, Sabu, Rote Ndao, Kota Kupang, Kota Kupang, Kabupaten Kupang bagian barat dan timur, dan Timor Tengah Selatan bagian barat akan masuk musim hujan di bulan Desember 2020.
Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis Awal Musim Hujan (periode) 1981-2010), maka awal Musim Hujan Tahun 2020/2021 di Nusa Tenggara Timur diprakirakan MAJU pada 2 ZOM (9%), SAMA dengan NORMAL pada 7 ZOM (30%), dan MUNDUR pada 14 ZOM (61%).
Selanjutnya, apabila dibandingkan terhadap rerata klimatologis Akumulasi Curaha Hujan Musim Hujan (periode 1981 – 2020), maka secara umum kondisi Musim Hujan 2020 diprakirakan NORMAL atau SAMA dengan rerata klimatologisnya pada 22 ZOM (96%). Namun 1 ZOM (4%), akan mengalami kondisi hujan ATAS NORMAL (MUSIM HUJAN LEBIH BASAH, yaitu curah hujan musim hujan lebih tinggi dari rerata klimatologis).
Dalam menghadapi musim Hujan 2020, Stasiun Klimatologi Kupang mengimbau seluruh mitra, Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupapaten/Kota se-NTT dan stakeholder serta masyarakat untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim Hujan lebih awal, yaitu di sebagian wilayah Manggarai Barat bagian utara, Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, dan Ngada bagian utara.
Perlunya peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim hujan lebih basah dari normalnya dan perlu diwaspadai pula wilayah-wilayah yang akan mengalami Awal Musim Hujan sama atau sedikit terlambat (10-30 hari), terutama di wilayah-wilayah sentra pangan.
Puncak Musim Hujan Tahun 2020/2021 diprediksi terjadi pada Januari 2021. Para pemangku kepentingan dan masyarakat diharapkan dapat lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim terutama di wilayah yang rentan terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsong. Pemerintah setempat diharapkan melakukan pengelolaan tata air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, antara lain dengan upaya memenuhi dan menyimpan air lebih lama ke danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya, serta penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih. (L. Ng. Mbuhang)