JAKARTA, Beritalima.com– Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Kalimantan Barat, Minggu (13/6) dengan berziarah ke makam pendiri Kota Pontianak.
LaNyalla hadir di Kalimantan Barat bersama Anggota Komite III DPD RI Maya Rumantir. Di Bandara Supadio, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Erlinawati dan Sukiryanto (senator asal Kalimantan Barat) ikut bergabung.
Rombongan disambut Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan, bersama Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Burhan. “Kami datang ke Kalimantan Barat untuk menyerap aspirasi agar apa yang diharapkan masyarakat dan daerah bisa kami teruskan kepada Pemerintah sehingga ditemukan solusi setiap permasalahan yang ada,” tutur LaNyalla.
Senator Dapil Provinsi Jawa Timur itu mengatakan, penting menjemput aspirasi rakyat. Ia juga menekankan perlunya komunikasi langsung dengan pemerintah daerah, sebagai mitra DPD RI sehingga bisa mengetahui apa kebutuhan pemda.
“Jika ada permasalahan, kami bantu carikan jalan keluar supaya akses pemda bisa cepat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi warganya,” tutur LaNyalla.
Ketua DPD RI itu mengawali Kunker di Kalimantan Barat dengan berziarah ke kompleks makam Kesultanan Pontianak di Kelurahan Batu Layang, Kecamatan Pontianak Utara. Kompleks itu terletak di Tepi Sungai Kapuas Pontianak dan tidak jauh dari Tugu Khatulistiwa.
Area pemakaman yang telah menjadi cagar budaya ini, merupakan tempat dimakamkannya para raja-raja Kesultanan Pontianak beserta keluarganya yang juga merupakan tokoh-tokoh besar negara. Pendiri Kota Pontianak, Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri, juga dimakamkan di kompleks Makam Batu Layang. Sultan Syarif merupakan raja pertama Kesultanan Pontianak. Ia putra dari Al Habib Husin, penyebar ajaran Islam yang berasal Arab.
LaNyalla berziarah bersama Wagub Kalimantan Barat, Ria Norsan memanjatkan doa di makam Sultan Syarif didampingi juru kunci Makam Batu Layang, Syarif Umar Alkadrie.
Makam Sultan Syarif terbuat dari kayu belian bertingkat 2 dan berukirkan motif tumbuhan bersulur yang selalu diselimuti dengan kain berwarna kuning terang. Makam itu berusia ratusan tahun dan sudah banyak dilakukan perbaikan.
Di area ini juga terdapat makam keturunan Sultan yang cukup terkenal, yaitu Sultan Hamid II Alkadrie. Sultan Hamid merupakan tokoh pejuang di era kemerdekaan melawan Belanda. Ia adalah tokoh yang mendesain lambang negara Indonesia. Terdapat sebuah batu besar dan meriam kuning di Makam Batu Layang.
Selain untuk berziarah, makam Batu Layang juga objek wisata di Kalimantan Barat. “Menghormati leluhur bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya berziarah, seperti yang selalu saya lakukan. Dengan berziarah, saya bisa belajar mengenai perjuangan pendiri bangsa.”
LaNyalla berharap kelestarian kompleks Makam Batu Layang tetap terjaga. Ia mendorong peningkatan sarana dan prasarana sehingga lebih banyak lagi wisatawan datang ke Makam Batu Layang.
“Kompleks Makam Batu Layang punya pesona yang indah. Selain nilai sejarah dan spiritual, makam ini juga menyajikan pemandangan Sungai Kapuas. Ini harus dimanfaatkan pemda untuk meningkatkan pariwisata daerah,” sebut dia.
Ada sejumlah agenda yang akan dilakukan LaNyalla 2 hari kunjungannya di Kalbar. Mulai dari menyambangi Keraton Kadriah Kesultanan Pontianak, bertemu jajaran Pemprov Kalbar, hingga menjadi pembicara kunci dalam Focus Group Discussion (FGD) di IAIN Pontianak, hingga media visit. (akhir)