MOJOKERTO, Beritalima.com – Tahun ini, Jawa Timur didaulat Pemerintah Pusat menjadi tuan rumah Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB).
Gawe kebencanaan nasional ini, rencananya akan dipusatkan di wilayah Mojokerto Raya, pada 1-3 Oktober 2025.
Sebagai awal persiapan kegiatan, BPBD Jatim menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan menghadirkan sejumlah stakeholders di Hotel Neo, Sidoarjo, Selasa (19/8/2025).
Hadir dalam kegiatan ini, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto, Sekretaris BPBD Jatim Andhika N Sudigda, Plt. Kabid PK, Dadang Iqwandy dan sejumlah pejabat fungsional di lingkungan BPBD Jatim.
Kalaksa Gatot Soebroto dalam arahannya memastikan bahwa kegiatan Bulan PRB 2025 bukan hanya gawe BPBD Jatim saja, tapi merupakan gawe Provinsi Jawa Timur, termasuk segenap unsur penthahelix, mulai dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, para relawan kebencanaan, kalangan akademisi, kelompok dunia usaha hingga pegiat media massa.
Karenanya, ia berharap, agar semua stakeholders di Jatim bisa memberikan kontribusi dan saling bersinergi dalam menyukseskan rangkaian acara pada Peringatan Bulan PRB, Oktober mendatang.
“Mengapa lokasi kegiatannya dipusatkan di Mojokerto, karena kita ingin ada spirit Majapahit yang bisa menyemangati gelar peringatan Bulan PRB di Jatim nanti,” terangnya.
Rencananya, peringatan Bulan PRB mendatang akan ditandai dengan sejumlah kegiatan. Di antaranya, gelaran lomba-lomba kebencanaan, pameran ketangguhan, sharing session, penanaman pohon, senam masal, Forum Kalaksa se-Indonesia dan acara puncak.
Hadir juga dalam rakor kali ini, Kalaksa BPBD Kab. Mojokerto Yoi Afrida, Kalaksa BPBD Kab. Pasuruan Sugeng Hariyadi, BPBD Kota Surabaya, Sekjen FPRB Jatim Catur Sudarmanto, Koordinator SRPB Jatim Subekti Rahmad Kimiawan dan perwakilan OPD di lingkungan Pemprov Jatim, serta sejumlah perwakilan dari kelompok dunia usaha. Termasuk, Founder Banyu Bening Yogyakarta, Sri Wahyungsih.
Sementara, sejumlah peserta yang hadir mengapresiasi upaya BPBD Jatim melibatkan berbagai elemen dalam kegiatan Bulan PRB.
Satu di antaranya, Founder Banyu Bening Yogyakarta, Sri Wahyungsih. Baginya, upaya pelibatan berbagai stakeholders ini adalah bentuk wujud aktif pemerintah dalam pelibatan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana. (Yul)






