Awas Penipuan Jenis Baru, Scan QR Code Bisa Kuras Rekening dalam Sedetik

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com|
Jaman sekarang penipuan bisa dilakukan melalui berbagai metode yang tidak disangka-sangka. Saking canggihnya teknologi, para penipu ini berhasil membuat orang-orang menjadi korban.

Sebelumnya di media sosial ramai penipuan melalui WhatsApp, di mana seorang akan mengaku sebagai kurir. Ia kemudian mengirimkan file apk yang ternyata bisa menyadap ponsel.

Tak hanya itu, penipuan juga dilakukan melalui undangan pernikahan online yang cara kerjanya bisa menguras ATM. Terbaru, modus penipuan yang tengah viral di media sosial adalah scan QR Code.

Seperti diketahui, QR Code menjadi metode pembayaran yang mempermudah penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi.

Sayangnya teknologi ini lagi-lagi dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menguras ATM seseorang.

Ini Langkah Bila Telanjur Klik Penipuan melalui QR Code ini viral setelah pria berusia 60 tahun kehilangan 20.000 dolar di akun banknya karena melakukan scan di sebuah toko minuman.

Melansir dari straitstimes, pria tersebut berniat mendapatkan satu gelas bubble tea dengan mengisi survei. Cara pengisian survei itu pun dengan cara melakukan scan QR yang kemudian diarahkan ke aplikasi pihak ketiga.

Yang tak dia tahu, aplikasi tersebut bisa membuat penipu melihat isi ponselnya dan mencuri data pribadinya. Setelah itu, uang yang ada di akun banknya dikuras habis.

Pada bulan April, polisi dan Cyber ​​​​Security Agency of Singapore memperingatkan publik tentang mengunduh aplikasi dari situs yang meragukan yang dapat menyebabkan malware dipasang ke ponsel korban. Mereka mengatakan malware semacam itu telah mengakibatkan data rahasia dan sensitif, termasuk kredensial perbankan yang bisa dicuri.

Polisi mengatakan bahwa sejak Maret setidaknya ada 113 korban yang kehilangan uang rata-rata mencapai 445.000 dolar.

“Selain spanduk pop-up situs web, yang paling umum, menempelkan kode QR palsu di luar perusahaan F&B adalah cara licik lain untuk menggaet korban karena konsumen mungkin tidak dapat membedakan antara kode QR yang sah dan jahat,” ucap Beaver Chua, kepala anti-penipuan di departemen kepatuhan kejahatan keuangan grup Bank OCBC.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait